Solusi Berqurban Saat Pandemi Bersama Rumah Zakat
Bagaimana solusi berqurban saat pandemi Covid-19 sedang tinggi? Kemarin saya menemukan jawaban yang sangat bagus lewat adanya program Superqurban by Rumah Zakat. Yuk simak ulasan selengkapnya.
Belakangan ini kita tahu bahwa kasus aktif Covid-19 sedang meninggi lagi. Jumlahnya melonjak naik mencapai 142.719 lebih tinggi dari jumlah kasus aktif saat Indonesia memulai vaksinasi. Sedangkan untuk total kasus positif hingga hari tulisan ini dimuat sudah lebih dari 2 juta orang.
Padahal, sebulan lagi masih ada hari saya besar bagi umat Muslim, yaitu Idul Adha. Hari di mana kaum muslim berqurban. Pada momen ini biasanya kerumunan tidak dapat terhindarkan.
Selaian proses pemotongan hewan yang memerlukan lebih banyak tenaga masyarakat, seringkali banyak juga orang datang hanya untuk melihat prosesnya. Ini biasa terjadi setiap kali sedang qurban.
Superqurban Solusi Berqurban Saat Pandemi Covid-19
“Qurban itu lebih afdhal dari sedekah yang senilai dengan qurban” (Imam Hambali & Imam Ahmad).
Penggalan hadits tersebut sangat memotivasi kita supaya mulai bersiap diri ikut serta dalam ibadah Qurban. Prosesnya yang serentak membuatnya terasa spesial karena sanak saudara berkumpul dan masyarakat pun bersama-sama memotong dan mengolah hewan qurban.
Menikmati daging yang lezat dengan kandungan protein hewani dan zat besi tinggi bisa dirasakan seluruh lapisan umat muslim. Kemriahan hari saya ini hampir tidak kalan dengan hari raya Idul Fitri.
Namun, kondisi saat ini membuat kemeriahan ini harus kita kendalikan dulu. Demi kebaikan bersama, kesehatan bersama, berqurban sebaiknya kita lakukan dengan cara berbeda. Salah satunya mengikuti program Superqurban.
Lalu, apa itu Superqurban? Pasti teman-teman masih penasaran apa itu dan programnya seperti apa, ya.
Jadi, Superqurban adalah pengolahan daging qurban menjadi bentuk kornet dan rendang supaya penyebarannya lebih merata kepada seluruh masyarakat yang minim pequrban dan bisa didistribusikan dalam jangka waktu lama.
Kata CEO Rumah Zakat, Nur Efendi dalam Press Conference Superqurban & Desaku Berqurban kemarin (22/6/2021) produk dari Superqurban ini bisa tahan hingga tiga tahun lamanya. Pastinya dengan daya tahan yang lama ini daging qurban bisa tersalurkan dengan lebih merata.
Masyarakat yang terkenan dampak Covid-19 dan masyaratakat desa 3T (Terdepan, Terpencil, dan Tertinggal) bisa ikut menikmati manfaat daging qurban. Pengemasan daging dengan cara ini mudah untuk didistribusikan dan bisa menjadi persediaan makanan pula. Ini bisa turut menopang ketahanan pangan dari protein hewani masyarakat.
Mengapa Superqurban?
Program satu ini sangat solutif sesuai kondisi saat ini yang sedang pandemi, juga menjadi jawaban untuk pemerataan daging qurban yang selama ini belum tercapai. Namun, selain itu apa sih alasan kita untuk mendukung Superqurban?
Sesuai Syari’ah
Jika teman-teman mempertanyakan dari segi syariah, ternyata program Superqurban ini sesuai dengan ketentuan syariah Qurban, kok. Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga membolehkan untuk menyimpan sebagian daging qurban yang telah diolah dan diawetkan lalu didistribusikan kepada msyarakat yang lebih membutuhkan.
Tepat Sesuai dengan Situasi
Proses pemotongan hewan dan pengolahannya mengikuti Protokol Kesehatan (Prokes) dan tidak menghadirkan kerumunan. Jadi, program ini juga bisa mengendalikan penyebaran virus corona.
Cara yang Cermat
Program ini merupakan cara cermat karena membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan menyediakan cadangan pangan yang bergizi.
Memberdayakan Peternak Lokal
Hewan qurban yang dipilih adalah berasal dari peternak lokal, yaitu desa berdaya agrobisnis binaan Rumah Zakat. Ada 100 titik desa berdaya agrobisnis memiliki peternak yang siap meyediakan hewan kurban. Jadi kegiatan ini juga bagian dari pemberdayaan yang baik untuk ekonomi para peternak.
Proses Superqurban Seperti Apa?
Proses Superqurban ini sesuai dengan protokol kesehatan karena tidak menghadirkan keramaian sebagaimana biasa terjadi selama ini. Hanya orang yang berkepentingan yang ada di lokasi dan tentunya mengikuti Prokes dengan menggunakan masker dan sarung tangan. Selain itu, pembuatan kornet juga sesuai standar Prokes di pabrik dan higienis.
Hal yang tidak kalah penting dalam Superqurban adalah kondisi hewan qurban. Hewan qurbannya adalah hewan-hewan yang telah dipilih, yaitu hewan yang sehat, umurnya sesuai, tidak cacat dan tidak sakit.
Kemudian setelah proses pengemasan, distribusi disalurkan kepada berbagai pelosok Indonesia dan dunia. Jika dalam negeri biasanya disalurkan ke desa-desa 3T dan yang minim pequrban. Namun, utamanya adalah desa yang sama sekali kekurangan pangan dan tidak ada yang qurban di sana. Untuk luar negeri, disalurkan ke negara membutuhkan bantuan seperti negara korban perang atau yang mengalami bencana.
Distribusi Superqurban Kepada Desa Minim Pequrban di Tanah Air
Teman-teman yang pernah merasakan berqurban di tempat dan daerah berbeda pasti bisa merasakan bahwa jumlah hewan qurban masing-masing tempat itu berbeda.
Cerita Pengalaman Tentang Ketimpangan Jumlah Hewan Qurban
Saya sendiri merasakan perbedaan yang cukup signifikan antara di desa saya dengan desa suami, tempat saya tinggal saat ini. Di desa saya biasanya hanya satu atau dua ekor hewan (biasanya 1 sapi dan 1 lagi domba jika ada). Sedangkan di desa suami bisa sampai belasan sapi dan kambing. Biasanya hampir 10 ekor sapi yang disembelih di area Musholla, sedangkan yang lainnya disembelih di rumah masing-masing pequrban.
Apa yang terjadi? Tentu saja setiap rumah mendapatkan daging yang melimpah. Bahkan, termasuk berlebih karena kapasitas tentunya meskipun rasa daging itu lezat, tapi jika dikonsumsi selama tiga hari lebih berturut-turut kami pasti bosan.
Kalau ingin dikonsumsi lain waktu daging tersebut tentunya harus dimasukkan ke dalam freezer. Meski cara itu tepat, namun bagi saya keberadaan daging membuat kulkas terasa tidak higienis dan lumayan berbau.
Nah, sebaliknya di desa saya, masyarakat bisa menikmati daging kurban hanya satu hari saja. Itupun harus dimasak dengan cara membuatnya banyak. Misalnya dengan dibuat opor atau gulai sapi supaya semua anggota keluarga merasa bisa lebih kenyang. Kadang ada beberapa potong daging bisa dimasak dengan cara disate sesuai selera dan kebutuhan keluarga.
Namun, karena sudah biasa, kondisi itu tidak membuat masyarakat merasa kekurangan. Keluarga saya di desa juga tidak mengeluhkan apapun. Mereka bahagia dan puas dengan bagian daging yang diperoleh setiap Idul Adha.
Bagi saya yang sudah melihat keberlimpahan hewan qurban di desa suami tentu merasa berbeda. Rasanya daging yang didapat masyarakat di desa saya kurang banyak.
Kondisi Desa 3T yang Ingin Merasakan Lezatnya Daging Hewan Qurban
Kesenjangan hewan qurban di desa saya dan suami ternyata belum seberapa jika dibandingkan dengan desa-desa lain di daerah pelosok negeri. Ada desa 3T yang ternyata sama sekali belum merasakan nikmatnya daging kurban.
Adhin Abdul Hakim, Relawan Rumah Zakat, menceritakan kisahnya dalam menyalurkan kornet Superqurban tahun lalu dalam Press Konference kemarin. Ia bercerita bagaimana anak-anak di sana sangat menantikan daging kurban ini untuk mereka cicipi.
Mas Adhin memasuki daerah terpencil di Pulau Sulawesi dengan lama perjalanan sekitar 4 jam ke daerah pelosok. Sempat ia melewati sungai dan hampir saja paket Superqurban terbawa arus. Sulitnya akses kendaraan membuat desa 3T tidak hanya kesulitan mendapatkan kemajuan ekonomi. Mereka juga kurang mendapatkan pangan yang layak.
Kehadiran daging dalam bentuk kornet dan rendang pasti sangat lezat untuk anak-anak dan orang tua di desa 3T. Mereka yang masih kekurangan asupan gizi dari protein hewani bisa terbantu dengan adanya Superqurban ini.
Yuk, Dukung Superqurban & Desaku Berqurban untuk Ketahanan Pangan Indonesia
Desaku Berqurban adalah program qurban yang dikelola Rumah Zakat untuk disalurkan ke lokasi terpencil yang minim penyembelihan hewan qurban di tanah air. Tujuan utamanya agar distribusi hewan qurban dan program ibadah qurban lebih merata untuk desa-desa serta memberdayakan masyarakat desa di Indonesia.
Rumah Zakat telah mendistribusikan sebanyak 98.710 paket Superqurban per Januari- Mei 2021. Distribusi disebarkan ke seluruh daerah di Indonesia, dari Sumetera hingga Papua.
Daya tahan Superqurban memang lama sehingga distribusinya bisa dilakukan sepanjang tahun. Tidak hanya pada saat momen Idul Adha saja. Ini sangat mendukung ketahanan pangan Indonesia, ya. Terutama menghadapi masa sulit seperti bencana alam, pandemi Covid-19, hingga daerah rawan pangan seperti desa 3T tadi.
Fatwa MUI no. 37 tahun 2019 juga menyatakan bolehnya pengawetan dan pendistribusian daging qurban dalam bentuk olahan. Jadi, manfaatnya dapat dirasakan lebih lama. Masyarakat desa yang jarang merasakan daging, dapat menikmati hidangan istimewa di hari raya Idul Adha.
Nur Efendi menyampaikan bahwa tahun lalu sudah ada 3.066 pequrban menitipkan hewan qurban dalam program Desaku Berqurban untuk dibagikan kepada 23.027 penerima manfaat yang ada di desa. Sedangkan untuk tahun 2021 ini telah ada 100 titik desa Berdaya Agrobisnis binaan Rumah Zakat yang menyediakan hewan qurban untuk program Desaku Berqurban.
Tergetnya tahun ini ada 20.000 pequrban yang ikut berpartisipasi dalam program Superqurban dan Desaku Berqurban. Semua lapisan masyarakat, pemerintah, dunia usaha, masjeid, majlis ta’lim, sekolah, komunitas, dan lain-lain bisa ikut. Mengikuti kegiatan ini tentunya akan lebih banyak masyarakat terbantu dengan maksimal dari ibadah Qurban.
Apakah teman-teman tertarik ikut berpartisipasi menjadi pequrban? Yuk, maksimalkan manfaat ibadah Qurban bagi yang benar-benar membutuhkan lewan program Superqurban dan Desaku Berqurban bersama Rumah Zakat.
Jika ingin berpartisipasi, teman-teman bisa mendaftar di situs resminya www.rumahzakat.org/superqurban dan www.rumahzakat.org/desakuberqurban . Superqurban, Solusi Berqurban Saat Pendemi.