Drama Pengalaman Hamil Trimester Pertama, Bagaimana Rasanya?

Pengalaman hamil trimester pertama adalah kondisi yang identik dengan ngidam. Mual, muntah, pusing, hingga ada pula yang sampai harus dirawat di Rumah Sakit (RS).

Kehamilan adalah momen yang sangat ditunggu oleh setiap pasangan. Bagaimana tidak, kehamilan merupakan pertanda akan hadirnya buah hati tercinta.

Anggota keluarga akan bertambah. Jika tadinya hanya dua orang di rumah, yaitu Bunda dan ayah, kini akan hadir manusia lainnya yang akan sangat Bunda Ayah cintai. Baca juga : Mengetahui 8 Ciri Hamil Bayi Perempuan Sejak Trimester Pertama

Namun, meskipun rasa bahagia begitu besar, ada momen yang harus Bunda lalui. Yups, momen kehamilan yang begitu dramatis (huhuhu… itu pengalaman saya). Memang pengalaman setiap orang itu tidak sama ya Bun.. Tapi, kebanyakan mengalami ini.

Pengalaman saya termasuk lumayan drama. Meskipun begitu banyak yang dirasakan tubuh, namun rasa aman dari lingkungan khususnya pasangan sangat membantu meringankan kondisi saya.

Ini berlaku bagi setiap perempuan kayaknya. Beratnya momen hamil akan terasa lebih ringan dengan dukungan dan perlindungan pasangan dan orang sekitar.

Bagaimana Pengalaman Hamil Trimester Pertama Saya?

Saya mau share pengalaman saya di trimester pertama. Kebanyakan ibu hamil yang saya temui merasakan ini lho… Tapi juga ada yang hanya sebagian saja atau malah tidak sama sekali, atau juga mungkin malah berbeda jauh. Nah, Ini dia pengalaman hamil trimester pertama yang saya rasakan.

1. Mual dan Muntah

Kebanyakan bumil di trimester pertama mengalami kondisi mual-mual. Saya termasuk bumil yang merasakan mual-mual hingga muntah, terutama jika mencium bau yang tidak saya sukai atau memakan makanan yang tidak sesuai keinginan.

Tidak hanya itu, saya juga kerap mual setiap habis makan. Jika selesai makan langsung minum air putih atau bergerak, pasti deh keluar lagi. Aduh duh… pokoknya lumayan sesuatu banget.

2. Pusing, Lemas, dan Banyak Tidur

Bukan pusing parah sebenarya, hanya pusing ringan terutama jika habis makan atau tubuh lelah. Saya termasuk memiliki tensi darah normal cenderung rendah. Jadi, pusing ini ringan bercampur lemas, dan mudah lelah.

Jika pusing dan lemas mulai melanda, maka merebahkan badan jadi solusi. Sayangnya selalu berakhir dengan tidur hingga dua sampai tiga jam di siang hari. Biasanya sebelum dzuhur atau sesudah dzuhur. Pokoknya kondisi badan saya itu di trimester pertama maunya begitu. Rebahan, tiduran hingga tertidur.

3. Malas Makan dan Pilih-Pilih Makanan

Tidak seperti kehamilan pertama saya, di kehamilan ini saya lebih pilih-pilih selera makan. Tidak jarang sangat malas makan. Dalam sehari bisa tidak menyantap nasi sama sekali. Cukup satu mangkuk sup, kenyang dan tidak selera makan lagi hingga malam hari. Bahkan minum air putih pun terasa pahit dan akhirnya jarang minum.

Bukan hanya air putih, saya juga tidak berselera minum es teh, teh hangat, jus, atau jenis minuman apapun. Oh, sungguh drama! Mungkin ini pula sebabnya kenapa saya jadi begitu lemas kurang energi. Tapi, mau gimana lagi, wong makanan banyak tidak masuknya. Aduh.

Ada sih beberapa makanan yang saya inginkan. Di sinilah pengertian pasangan diperlukan, Bun. Saya hanya suka buah-buahan manis dengan kandungan air yang banyak. Misalnya buah pear (padahal saat itu buah pear lagi jarang dan mahal, hihi), jambu demak, semangka, dan sejenisnya. Makanan pun hanya beberapa seperti Steamboat, soto semarang, dan sejenisnya. Hanya itu. Jika bukan makanan tersebut, sangat susah masuk.

Bersyukur sekali Bun jika suami bunda pengertian atau tidak banyak mengatur pola makan di masa-masa ini. Saya bilang begini karena ada lho, bapak-bapak yang menganggap “ngidam” itu tidak ada. Alasannya, katanya itu hanya konsep di pikiran si bumil saja. Artinya, si bumil yang harus menekan ego soal makanan selama bumil. Aduh, kalau begini pemahamannya, kebanyang ga Bun tambah dramanya kondisi Bunda? Hiks hiks…

4. Penciuman Sangat Sensitif

Salah satu pemicu kurangnya selera saya saat hamil trimester pertama mungkin karena penciuman yang jauh lebih tajam daripada biasanya. Hidung saya sangat sensitif terhadap bau.

Adik saya menggoreng bawang di malam hari, saya bisa bangun dan muntah. Masakan tetangga yang terhalang satu dua rumah bisa terasa mengganggu. Bahkan, saat mengendarai sepeda motor di jalan raya, bisa tiba-tiba mual karena bau warung nasi goreng, ayam goreng, atau warteg. Kalau Bunda pernah kaya gini ga Bun?

Bukan hanya makanan lho… Bahkan saya tidak menyukai aroma pakaian saya sendiri. Waduh parah… Padahal pakaian itu baru dipakai sekali pergi ke mall selama 2 jam.

Saya juga tidak suka pakaian suami dan udara kamar bekas kita tidur malam harinya. Padahal, kata suami dan keluarga, kamar itu tidak apek maupun berbau sama sekali. Sensitif di atas rata-rata banget nih…

5. Tidak Suka Kosmetik

Saya yang biasanya minimal menggunakan lipstik jadi tidak ingin memakainya sama sekali. Alhasil, sudah pucat karena kehamilan yang drama seperti saya sebutkan di atas, ditambah tidak ada perona bibir sama sekali. Mencium aroma lipstik rasanya sangat tidak nyaman pada saat itu.

Akhirnya banyak sesama ibu-ibu yang tercengang karena khawatir saya kenapa-napa. Hihi… “Aduuh, kok gini amat kamu Bun” “Kamu baik dan sehat kan hamilnya?” Komentar mereka saat melihat wajah saya yang polos tanpa make up plus pucat karena lemas hamil.

6. Tidak Suka Memasak & Aroma Kompor

Selain tidak suka kosmetik, saya juga tidak bisa memasak selama hamil trimester pertama. Jangankan mencoba bertempur dengan resep masakan, mencium aroma kompor saja sudah mual. Bunda ada yang begini kah?

Tidak heran jika akhirnya saya terus beli masakan jadi dan seadanya di pasar atau warung makan. Ini berlangsung hingga lima bulan. Suami dan anak saya harus rela menayantap makanan yang lumayan monoton bergantian dari tiga warung makan selama hingga enam bulanan.

Itulah pengaman saya pada kehamilan trimester pertama. Ini berlangsung hingga usia kehamilan saya enam bulan atau 24 minggu. Setelah itu, kondisi saya mulai membaik meskipun tidak total sembuh.

Masih ada mual, pusing, lemas, dan tidak suka bau tertentu tapi tidak separah di trimester pertama. Saya mulai bisa memasak untuk keluarga dan beraktifitas lebih banyak. Simak juga pengalaman hamil trimester ketiga saya.

Itulah cerita drama pengalaman hamil trimester pertama yang saya alami. Setiap ibu hamil biasanya memiliki kondisi yang berbeda satu sama lain. Namun, biasanya punya pengalaman hampir sama dengan yang saya alami. Baca juga curhat saya tentang Pengalaman Melahirkan Normal.

You May Also Like

Leave a Reply