5 Hikmah Nikah Tanpa Resepsi pada Masa Pandemi
“Teman-teman… Ada nggak yang kaya aku? Sedih banget nikah tanpa resepsi.” Tulis akun seorang wanita di facebook.
Nikah tanpa resepsi pernikahan di masa pandemi ini cukup ramai jadi perbincangan di media sosial. Sebagian orang merasa sedih karena momen penting mengikat janji suci harus digelar sangat sederhana. Seolah tidak mendapatkan kesakralannya.
Keinginan untuk menjadi sepasang raja dan ratu sehari sirna sudah. “Nikah kan cuma sekali, pengen padahal kaya orang-orang. Jadi seperti raja dan ratu sehari.” Komentar akun facebook lainnya yang ternyata juga mengalami hal serupa.
Ingin Pesta Meriah, Tapi Malah Nikah Tanpa Resepsi
Saya yakin setiap orang pasti ingin merayakan momen pernikahannya dengan meriah. Entah sentuhan adat, resepsi modern, serta apapun yang membuat hari bahagia itu layak dikenang.
Namun, kondisi pandemi ini membuat banyak pasangan harus mengurungkan keinginan ini. Tuntutan keinginan untuk segera mengikat janji suci tidak bisa ditunda. Sementara, kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk menggelar resepsi.
Akhirnya, pernikahan berlangsung hanya di KUA (kantor urusan agama). Akad lalu bubar. Paling banter, keluarga dari kedua mempelai mendampingi. Namun, dengan jumlah yang sangat sedikit. Ya, demi menjalankan protokol kesehatan. Seperti kisah pernikahan Ihsan dan Wuri dalam cnnindonesia.
Meskipun Begitu, jangan sedih ya.. Buat kalian, pasangan yang harus menikah sederhana tanpa resepsi pernikahan di masa pandemi ini, pasti ada hikmah yang patut kalian syukuri lho. Ini bisa jadi tidak dimiliki mereka yang menggelar resepsi pernikahan meriah.
5 Hikmah Nikah Tanpa Resepsi di Masa Pandemi Covid 19
Daripada meratapi keadaan, hingga baper karena nikah seolah kurang berkesan, lebih baik alihkan pikiran kalian. Yups, sebelum terlarut dalam drama yang bikin hati menyesal terus seumur hidup, coba renungi hikmahnya.
Ternyata, ada hal-hal positif yang perlu kalian, pasangan muda-mudi syukuri lho. Bisa jadi kelebihan ini tidak dimiliki mereka yang jor-joran menikah dengan resepsi meriah nan mewah. Apa saja?
1. Nikah Tanpa Resepsi, Otomatis Hemat Biaya Pernikahan
Menikah sederhana tanpa resepsi memang kurang berkesan. Namun, hikmah di balik itu, budget untuk resepsi yang biasanya lumayan besar bisa terselamatkan.
Biaya resepsi pernikahan yang biasa seperti sewa event organizer (EO) dan ditambah orgen seperti tetangga saya menghabiskan sekitar 40 Jutaan. Kan lumayan tuh bisa buat modal usaha.
Kalau saudara saya di kampung, uang biaya resepsi pernikahan sekitar 50 Juta. Jika pasangan menikah di masa pandemi ini, 50 juta bisa buat banyak hal tentunya.
Resepsi itu berlangsung sehari dua hari, tapi jika uang biaya resepsi pernikahan digunakan untuk investasi misalnya, bisa kalian rasakan manfaatnya dalam jangka panjang.
2. Anggaran Biaya Nikah Bisa Buat Modal Usaha atau Bangun Rumah
Nah, seperti yang saya bilang tadi. Nikah tanpa resepsi otomatis dong biaya pernikahannya lebih murah. Jauh lebih hemat malah.
Biaya resepsi pernikahan yang besar jika nilainya sampai puluhan hingga di atas seratus juta, bisa kalian gunakan untuk hal lain.
Bangun rumah yang layak huni bisa kalian dapatkan dengan uang segitu. Tidak semua pasangan muda bisa langsung punya rumah lho. Betul nggak?
Kalau uang anggaran nikah memang tidak cukup untuk dijadikan rumah, ya setidaknya minimal sudah punya rumah layak huni buat kalian berdua. Banyak kok pasangan muda yang mulai membangun rumah sendiri asal beratap dan bisa ditinggali. Nanti jika sudah ada tambahan biaya, pembangunan rumah bisa kalian lanjutkan sedikit demi sedikit.
Ingat, punya rumah sendiri itu impian banyak pasangan lho. Lebih baik membangun sedikit demi sedikit daripada tinggal bersama orang tua kan? Ngontrak rumah juga pasti dibayang-bayangi rasa tidak aman kalau bukan rumah sendiri.
Ah, sudah jadi rahasia umum bagaimana dramanya kalau sudah nikah dan tinggal bareng mertua atau orang tua sendiri. So, daripada sedih dan baper, lebih baik kalian manfaatkan keadaan ini untuk hal positif.
3. Menikah Tanpa Resepsi, Bisa Bebas dari Beban Hutang
Mungkin dengan adanya larangan melangsungkan resepsi pernikahan, justru malah membuat keluarga dan pasangan kamu malah nggak menganggarkan biaya pernikahan sama sekali. Mereka malah nggak ngasih dana sama sekali? Bisa jadi. Pasti kalian lebih sedih lagi ya.
Ya, saya paham banget. Pemerintah melarang resepsi, eh otomatis anggaran dari kedua mempelai malah jadi ikut nihil. Hanya biaya penghulu dan mas kawin saja.
Kalau kaya gini, apanya yang disisihkan buat modal usaha atawa bangun rumah?
Selow Sobat Muda….
Masih ada satu hikmah lagi yang perlu kamu syukuri. Jika memang keluarga tidak cukup modal juga untuk resepsi, setidaknya kalian tidak membebani orang tua dengan hutang. Itu hikmahnya.
Kalian pasti sering mendengar ya, orang tua mau menikahkan anaknya harus hutang sana sini. Orang tua harus menjual sawah atau barang berharga demi pesta meriah pada pernikahan anaknya.
Setelah pesta yang hanya sebentar itu, tinggal pusing yang kalian atau ortu kalian tanggung.
Nah, nggak mau kan kaya gitu? Jadi, sekalipun anggaran nikah ikutan nihil, karena dasarnya tidak ada biaya, setidaknya kalian dan orang tua kalian bebas dari hutan yang berat. Ingat, orang mumet (pusing) rentan melakukan hal-hal nekat nantinya. Ngeri kan? Lebih baik adem ayem tenang bebas dari hutang.
4. Bisa Memaksimalkan Momen Pernikahan dengan Video dan Foto
Jika kalian termasuk punya modal untuk memeriahkan pernikahan, ada alternatif lain supaya akad nikah kalian tetap berkesan. Tips nya adalah memaksimalkan momen pernikahan dengan video dan foto.
Sewa saja seorang videografer atau fotografer untuk mengabadikan akad nikah. Buat gambar dan film yang benar-benar ciamik supaya bisa kalian kenang. Pasti biayanya tidak akan semahal pesta resepsi kan?
Kamu bisa melakukan shooting di alam bebas atau membuat studio khusus bertema pernikahan kalian. Lalu buat gambar yang sangat berkualitas. Bagikan momen pernikahan kalian itu di media sosial seraya menyampaikan ucapan syukur atas akad nikah yang kalian laksanakan.
Bukankah tujuan resepsi juga untuk memberikan kabar gembira tentang sah dan halalnya hubungan suami istri? Nah, cara seperti ini juga mengena kan ya.
Jangan salah. Pernikahan dengan resepsi biasa malah seringkali mengabaikan kualitas video dan foto lho. Nah, dengan tiadanya resepsi yang menguras tenaga dan dompet, maka kalian sekarang malah bisa fokus kepada kualitas video dan foto pernikahan kalian. Gimana menurut kalian? Oke apa oke punya?
5. Terhindar dari Potensi Nyiyiran Orang Pada Saat Resepsi
“Namanya orang itu, nikah mewah atau sederhana pasti komentar.” Kata orang tua saya di kampung.
“Nikahan cuma pake tratag bambu jadi bahan omongan, terlalu mewah juga dianggap berlebihan dan riya”
Bukan hanya itu, saya juga sering mendengar orang mengomentari enak tidaknya menu makanan di acara nikahan. Termasuk apakah busana pengantin bagus atau tidak.
Nah, kamu yang tidak menyelenggarakan resepsi pernikahan, bakal bebas dari hal-hal seperti itu. Lebih tenang kan?
Memang sih, resepsi pernikahan adalah dambaan setiap pasangan, terlepas dari nyiyiran orang. Ada kesalahan atau kurang berkenan di hati tamu undangan adalah hal wajar.
Namun, setidaknya kamu sudah terbebas dari beban pikiran. Tidak jarang kok orang yang punya hajat dilema soal apakah prosesi pesta yang ia selenggarakan sudah memuaskan atau belum. Cukup melelahkan. Jadi, tidak melakukan resepsi pernikahan adalah kemudahan tersendiri ya. Lebih hemat tenaga, hemat emosi juga.
Oh ya, ada alasan kuat juga dong. Tidak resepsi karena pemerintah melarang. Beres.
Artikel Terkait:
7 Cara Mendapatkan Jodoh Yang Baik Pada Waktu Yang Tepat
Penting! 5 Topik Keuangan Yang Harus Kamu Bahas Sebelum Menikah
5 Hal yang Harus Dipersiapkan Sebelum Menikah
Nah, itulah 5 Hikmah Nikah Tanpa Resepsi di Masa Pandemi Covid 19. Gimana menurut kalian? Sudah dapat hikmahnya belum? Jika ada tips lain, kalian bisa share di komentar ya.
Sebenarnya pandemi ini merupakan penyelamat bagi para pasangan yang akan menikah tapi tidak mau mengadakan resepsi. Meski sebenarnya nggak mau mengadakan resepsi atau pesta, tapi karena tuntutan sosial, adat, atau permintaan orang tua, banyak pasangan yang akhirnya memaksakan diri untuk membuat pesta. Dan ujung-ujungnya hanya menimbun utang di awal baru rumah tangganya. Makanya adanya pandemi ini cukup menyelamatkan juga.
iya ya mba.. baru kepikiran kalau ada juga yang memang tidak menginginkan resepsi. Kadang yang resepsinya mewah juga akibat tuntutan sosial. Sampai ada yg berhutang besar juga lho… semoga makin banyak orang yang memudahkan diri sendiri ketimbang mengejar gengsi.
Wah, kalau nomor 5 mah bisa aja pada nyinyir, “wah enak ya dia nikah di pandemi, ah paling sengaja itu biar nggak rame rame. biar ngirit.” Ya ampun netijen. Tapi emang sebenarnya nikah tanpa resepsi itu manfaatnya banyak ya Mba
Setuju kak menikah saat pandemi memang bisa bikin irit dari segi pengeluaran memangkas yang tidak perlu, beberapa saudara ada yang hanya menikah di kantor KUA saja tapi sebagian ada yang menundanya karena alasan prestise yah gitu deh beda2 tiap orang ya kak 🙂
Bisa diambil hikmahnya ya nikah tanpa resepsi. Yang penting sah & sesuai aturan. Dananya bisa digunakan buat pasca pernikahan yang gak sedikit juga
Setuju banget, Kaka, ternyata banyak berkahnya ya pandemi ini. Yang menikah malah lebih hemat dan bisa pakai uangnya buat modal usaha atau bangun rumah. Jangan sampai deh meninggalkan utang setelah menikah, enakan surplus hehe. Kalaupun butuh resepsi ya cukup mengundang keluarga terdekat atau teman karib saja.
Nikah tanpa resepsi itu sebenarnya bisa, memang ego kita terdoktrin sama kebiasaan menikah orang lain. Aku sih lebih milih uang untuk resepsi itu dijadikan modal awal untuk membina rumahtangga nantinya setelah pernikahan
Ada hikmahnya ya dibalik setiap musibah (= pandemi). Biasanya mah yg maunya resepsi gede²an ortu sih, demi gengsi. Yg menikah, anak²nya sih maunya praktis aja.
Zaman sebelum pandemi, anak²nya temen gitu sih. Malah undang temen² mrk aja, duit² mereka juga. Yawda deh, ortu pasrah, engga bisa undang banyak tamu…haha…
Pengennya aku juga dulu gitu, tanpa resepsi. Tapi biasalah. Kadang orang tua itu pendapatnya berbeda-beda. Jadi ya wis lah. Untung ada sedikit tabungan, jadi tidak terlalu membebani mereka.
Dan sekarang ada pandemi, menikah bisa dilakukan tanpa menggelar resepsi. Benar-benar bisa hemat dan bisa menikmati moment sakral berdua. Bener banget, bisa foto sepuasanya. Kalau resepsi itu, iih, sebel, mau foto gaya apa, kadang masih harus nunggu sepi dulu. Wkwkwkw
Kalau aku dulu malah penginnya yang gak ada resepsi kayak sekarang ini. Pengin akad aja disaksikan keluarga besar. Tapi ternyata keluarga suami malah datang satu bis, ngumpul sekalian reuni keluarga. AKhirnya ya ada resepsi meskipun sederhana. Memang impian orang beda-beda ya. Ada yg penginnya resepsi gede-gedean. Gpp sih, aku juga seneng kalau dateng ke resepsi besar2an. Apalagi kalau acaranya unik. Hehe. Ya semua ada hikmahnya lah ya.
Alhamdulillah, banyak teman saya yang malah bersyukur karena tidak harus mengadakan resepsi pernikahan. Hanya mengurus di KUA dan bagi-bagi nasi kotak sebagai tanda syukur telah sah menikah dan menjadi pasangan suami istri.
kebetulan adikku nikah saat pandemi sih, memang yang paling berasa adalah biaya yang super hemat dan pernikahannya jadi lebih sakral karena hanya keluarga deket aja yang hadir. lebih guyub