Larangan Anak Pertama Menikah dengan Anak Pertama Menurut Jawa

Bagaimana larangan anak pertama menikah dengan anak pertama menurut Jawa? Apakah ada ketetuannya?

Buat kamu yang kebetulan calon mempelai pernikahan anak pertama dengan dengan anak pertama, jangan panik dulu. Sebenarnya pernikahan anak sulung dengan sulung dalam adat Jawa ada ketentuannya.

Tidak semua anak pertama menikah dengan pertama kemudian buruk dalam primbon Jawa. Ada mitos pernikahan Jawa yang sebenarnya perlu kita tahu.

6 Mitos Larangan Pernikahan dalam Adat Jawa

Adat dan mitos masih banyak orang percayai di negara kita. Khususnya mereka yang memegang erat budaya tradisional seperti masyarakat Jawa.

Mitos adalah kepercayaan masyarakat adat terhadap sebuah ritual, tradisi, dan aturan hidup yang turun temurun. Kadang, mitos ini disikapi secara berlebihan sehingga menimbulkan rasa takut, khawatir, atau sebaliknya rasa bangga dan bahagia.

Begitu juga ketika calon mempelai bertemu, mereka akan berhadapan dengan kepercayaan tradisional yang dapat mempengaruhi keputusan dalam melangsungkan pernikahan.

Berikut ini adalah mitos pernikahan Jawa yang terlarang menurut kepercayaan masyarakat Jawa. Apa saja?

1. Menikah di Bulan Sura

Bulan ini menjadi bulan terlarang untuk menikah menurut orang Jawa. Pasalnya, mereka meyakini bahwa bulan tersebut waktunya Ratu Pantai Selatan melangsungkan hajatan.

Maka dari itu, tidak ada yang boleh ikut melangsungkan pernikahan saat itu. Apabila ini dilanggar, bisa mendatangkan sial dan bencana dalam rumah tangga.

2. Pernikahan Anak Pertama dengan Anak Ketiga

Istilah dalam prombon Jawanya adalah pernikahan jilu (siji telu). Siji artinya satu, dan telu artinya tiga. Pasangan yang merupakan anak pertama dan ketiga dianggap memiliki watak yang berlawanan sehingga tidak cocok menjadi pasangan suami istri.

Selain itu, masyarakat mempercayai bahwa jika pernikahan ini terus dilangsungkan akan mendatangkan sial dan malapetaka dalam pernikahan kelak.

3. Rumah Mempelai Saling Berhadapan

Apabila rumah calon suami istri kebetulan berhadapan, maka ini juga menjadi alasan pernikahan mereka harus batal. Pernikahan pasangan dengan rumah berhadapan dapat mendatangkan hal buruk di kemudian hari.

Ada yang menyebutkan bahwa jika ingin terus melanjutkan ke jenjang pernikahan, salah satu calon harus mengubah posisi rumah sehingga tidak lagi berhadapan.

4. Pernikahan Jawa dan Sunda

Pernikahan yang dilarang dalam adat Jawa ini cukup terkenal. Masyarakat meyakini pasangan Jawa Sunda akan membuat hidup pasangan jadi sengsara.

Terlepas benar tidaknya, teman-teman bisa membaca juga pernikahan Jawa dan Sunda, teman-teman bisa melihat faktanya langsung. Sekarang sudah banyak orang menikah antar suku. Pernikahan orang Jawa dan Sunda sudah banyak terjalin. Boleh amati sendiri ya.

5. Pernikahan dari Desa yang Sama

Mitos pernikahan terlarang ini adalah jika dua atau lebih saudara menikahi orang dari desa yang sama. Misalnya kamu menikahi A dari desa Rindu. Nah, adik atau kakak kamu tidak boleh menikah dengan orang di desa Rindu juga.

Mitos pernikahan ini menurut orang Jawa akan menyebabkan salah satu orang tua mempelai meninggal dunia.

6. Pernikahan Anak Pertama dengan Anak Pertama

Dalam primbon Jawa, pernikahan terlarang adalah jika siji jejer telu. Anak pertama menikahi anak pertama dan salah satu orang tua mempelai juga adalah anak pertama.

Jadi, tidak semua pasangan anak sulung terlarang. Apabila terjadi siji jejer telu seperti di atas, maka orang Jawa percaya pernikahan itu tidak akan sejahtera.

Nah itulah 6 pernikahan yang tidak cocok dan terlarang dalam adat Jawa. Mitos pernikahan terlarang yang masih dipercayai sebagian orang Jawa.

Larangan Anak Pertama Menikah dengan Anak Pertama Menurut Primbon Jawa Hanya yang Siji Jejer Telu

Sampai saat ini, banyak orang khawatir jika anak pertama menikah dengan anak pertama. Padahal, dalam adat Jawa sendiri, mitos pernikahan anak pertama yang terlarang hanya jika salah satu orang tua mempelai merupakan anak sulung juga.

Banyak pasangan anak sulung yang langgeng dan bahagia, kok. Tokoh dan publik figur juga ada. Saya dan suami juga merupakan pasangan pernikahan anak peratama dengan anak pertama.

Teman-teman bisa baca di Fakta di Balik Mitos Pernikahan Anak Pertama dengan Anak Pertama.

Jadi, jika anak pertama menikah dengan anak pertama sebenarnya ada ketentuan khusus menurut orang Jawa. Hanya jika salah satu orang tua mempelai merupakan anak pertamalah yang dilarang. Sementara, kalau tidak seperti itu, tidak termasuk dalam mitos pernikahan yang terlarang. Bagaimana menurutmu?

You May Also Like

5 Comments

  1. Intan Juni 16, 2021 at 10:01 pm

    Saya anak pertama dan suami saya juga anak pertama sedangkan mertua saya anak pertama juga apa tidak diperbolehkan?

    1. Iim Rohimah Juni 17, 2021 at 5:13 am

      menurut mitos jawa tidak boleh, Mbak.. tapi menurut agama, ikatan pernikahan apapun kan tidak masalah. Tergantung keyakinan dan situasi sebenarnya yang mbak jalani.

  2. Graheny Agustus 3, 2021 at 6:08 am

    Saya dengan pasangan saya sama ” anak pertama
    Calon mertua saya juga sama” anak pertama
    Tapi beliau sampe sekarang juga masih harmonis kka,,
    Apa masih tetep saja ngga diperbolehkan?

    1. Roid Agustus 6, 2021 at 12:35 am

      Apakah ada ritual ato sejenisnya kak dalam melaksanakanny?? Bysaa a anknya dibuang / anakny di miliki sodara gitu ??

    2. Udin Maret 12, 2023 at 2:30 am

      Maaf ijin jawab, menurut adat tidak boleh mnrt agama boleh, jika dilaksanakan kebanyakan ada resiko, jika pasanhan harmonis pasti ada salah satu mertua atau saudara yang kalah, maaf tetangga saya ada sampe mertuanya tiada, bahkan sodaranya sakit2an. Solusi pindah kaka jadi anak urutan selain satu sm sodara lain dan beda atap sama mertua.

Leave a Reply