Tips Memulai Usaha Percetakan dan Merchandise di Rumah
Tips memulai usaha percetakan dan merchandise ini berdasarkan pengamalan langsung dari suami. Beliau adalah pengusahan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) di rumah. Kenapa bisa sukses dalam usaha satu ini? Usaha berkembang dan memiliki income lumayan tentu punya tips khusus ya. Percetakan adalah salah satu contoh usaha kreatif dan inovatif
Sembari berkutat di depan komputer dan sibuk membuat desain untuk pesanan pelanggan, saya kagetkan beliau dengan beberapa pertanyaan reportase. Hihi. “Ha? Apa? Mau wawancara?” Jawab suami terperanjat karena sedang konsentrasi penuh pada pekerjaanya. “Cuma sedikit.” Jawab saya sembari terkekeh dan menjelaskan bahwa wawancara ini hanya minta garis besarnya saja.
Saya sebenarnya sedikit banyak paham apa yang menjadi kunci sukses suami dalam bisnis ini. Selain karena kami di rumah setiap hari, saya juga tidak jarang membantu suami. Jika sedang tidak mengasuh anak-anak atau mengerjakan atau pekerjaan rumah, maka saya membantu usaha percetakan suami.
Obrolan setiap hari juga sedikit banyak membuat saya paham tentang usaha yang suami jalani sejak 2014 lalu tersebut. Tidak terasa, sudah 6 tahun lebih usaha percetakan dengan nama “Cyan Printing” ini tumbuh.
Berkat kesungguhan, keuletan, dan rasa senang menjalani usaha ini, bisnis rumahan kami bisa terbilang sukses saat ini. Omzet bulanan juga tergolong bagus. Jika saya katakan, ya mungkin lebih dari cukup, lah. Meskipun, soal kecukupan tergantung standar dan gaya hidup masing-masing orang, sih.
Intinya, usaha percetakan ini bisa menjadi rekomendasi bisnis rumahan yang lumayan menghasilkan. Sebagai bisnis UMKM, usaha per cetakan bisa memiliki laba bersih 2 atau 3 kali gaji PNS, saat orderan sedang ramai. Tertarik mencoba usaha percetakan di rumah?
Motivasi Menjalani Bisnis Percetakan
Ada beberapa alasan mengapa suami memilih bisnis percetakan di rumah. Mungkin buat Anda yang punya alasan yang sama, barangkali cocok menjalani bisnis ini.
Laba Usaha Percetakan yang Besar
Alasan pertama yang melatarbelakangi usaha percetakan karena melihat keuntungan atau laba usaha. Dulu, sebelum memulai usaha ini, suami saya mengungkapkan ketertarikannya dengan dunia percetakan karena labanya bisa lebih dari 100 persen, bahkan bisa 200 atau 300 persen dari modal. Wah, menarik juga.
Sebagai umpama, gantungan kunci bundar dengan gambar eksklusif modalnya 2.300 rupian per pcs. Namun, gantungan kunci ini di pasaran bisa dijual dengan harga 5000 rupiah hingga 6.000 rupiah tergantung jumlah pesanan.
Ingin Menjadi Bos untuk Diri Sendiri
Alasan kedua, suami saya tidak senang bekerja kepada orang lain. Istilahnya, bukan tipe karyawan. Beliau lebih suka memberikan instruksi ketimbang menerima perintah. Meskipun, bukan berarti tidak senang disuruh-suruh. Hanya saja, lebih senang berkreasi dan menjadi bos untuk diri sendiri.
The Power Of Kepepet
Terdesak atau bahasa santainya “kepepet” ternyata bisa juga menjadi pendorong semangat dan kinerja. Suami menjalani usaha ini karena memang menginginkan keuntungan supaya bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Sulitnya menemukan pekerjaan yang cocok dan gaji yang kurang memuskan, membuat ekonomi keluarga ikut sulit. Maka, solusinya adalah melakoni usaha sendiri di rumah. Usaha yang tentunya menguntungkan dari segi labanya.
Selain itu, karena kami merantau dan ingin mandiri, maka pemasukan keluarga minimal harus memenuhi kebutuhan dasar bahkan kalau bisa, punya tabungan dan keuangan lancar tanpa harus kesulitan.
Tips Menekuni Binis Percetakan di Rumah
Lalu, apa saja tips agar berhasil dalam menekuni usaha percetakan di rumah? Berikut ini adalah poin-poin yang merupakan kunci sukses suami saya dalam menjalani bisnis ini.
1. Harus Berawal dari Passion
Usaha atau pekerjaan apapun, kunci utamanya harus berawal dari passion. Banyak orang bahagia bukan saja karena penghasilan dari profesi atau bisnisnya, namun lebih karena menikmati proses dalam menjalaninya.
Meskipun income bisnis itu katakanlah tidak begitu besar, namun jika senang melakukannya, maka itu tidak akan terlalu menjadi beban. Tidak jarang juga kita mendengar istilah “hobi yang dibayar”.
Suami saya sejak kuliah menyukai kegiatan yang melibatkan percetakan. Dalam kegiatan organisasi dan event apapun, selain sering mendapat tugas menjadi ketua panitia, beliau juga sering memilih menjadi seksi kesekretariatan.
Kedua bagian tugas ini menjadi proses penting yang menjadi modal awal membangun usaha percetakan. Senang mengkoordinir, membuat konsep dan melakukan istruksi sekaligus skill di bidang desain, percetakan dan sebagainya jadi modal penting untuk memulai usaha ini.
2. Modal Seadanya Dulu, No Utang ke Bank
Berapa modal untuk memulai bisnis percetakan di rumah? Bisnis percetakan biasanya identik dengan peralatan mahal. Padahal, pengalaman suami memulai usaha ini, modalnya relatif terjangkau, kok. Ini tergantung produk percetakannya apa dulu, ya. Kalau banner dan jenis cetakan yang membutuhkan mesin besar, maka modalnya memang besar. Bisa di atas 500 jutaan.
Namun, kalau produk percetakannya masih berupa cetakan foto, undangan pernikahan, id-card, pin, sticker, maka peralatan yang dibutuhkan masih relatif murah harganya.
Punya modal laptop atau komputer plus skill desain corel draw, maka sudah bisa menjalani bisnis ini. Buka order dan pesanan pelanggan bisa numpang dulu di perusahaan percetakan besar.
“Usahakan jangan sampai berhutang ke bank jika baru mulai.” Ucap suami saya tegas. Kita tidak tahu apakah bisnis ini berhasi atau tidak, sebelum benar-benar menjalaninya langsung. Kalau perlu, kita hanya modal skill desain dan punya laptop. Cetak bisa ikut dulu ke beberapa percetakan dalam kota.
Alasannya jangan berhutang ke bank, pasti teman-teman sudah paham ya. Berat jika diambil sisi pahitnya usaha kita tidak cocok atau malah gagal, namun malah punya utang. Boleh berhutang jika sudah jelas usaha maju dan prospeknya jelas bagus.
Peralatan yang Dibutuhkan untuk Usaha Percetakan di Rumah
Oh ya, untuk gambaran, jika teman-teman ingin memproduksi pesanan pelanggan (tidak nitip perusahaan lain) untuk produk-produk tertentu, kira-kira ini beberapa gambaran alat yang bisa teman-teman beli.
Laptop
Seperti tadi saya sebutkan, minimal laptop harus punya karena untuk keperluan desain. Tidak lupa, punya Corel Draw, dong. Beruntung jika barang satu ini sudah ada. Kalau suami, memang sejak awal sudah punya laptop yang biasa ia gunakan waktu kuliah.
Printer Epson
Untuk bisa mencetak produk sederhana seperti foto, undangan, bahan untuk merchandise lainnya membutuhkan printer khusus. Epson L310 kira-kira harganya 2 jutaan. Silahkan cek googling ya.
Mesin ID Card
Jika teman-teman mau mengeluarkan produk percetakan satu ini, bisa beli mesin ID Card seharga 1 jutaan. Kalau bingung cara kerja alatnya, bisa belajar otodidak baik dari Youtube, website, atau komunitas khusus percetakan di facebook. Cari aja.
Mesin Pin dan Ganci
Nah, salah satu produk terlaris di Cyan Printing adalah pin dan gantungan kunci (ganci). Biasanya pelajar atau penggiat organisasi di dalam kota memesan pin atau gantungan kunci untuk sebuah event. Lumayan kan kalau pesan sejumlah peserta di acara mereka? Ohya harga mesin ini sekitar 3,5 juta.
Itu beberapa alat sederhana yang teman-teman butuhkan sekaligus tips memulai usaha percetakan. Alat tersebut tidak langsung dibeli semua juga tidak masalah. Setiap ada laba, bisa kita sisihkan untuk tabungan modal. Jika terkumpul, bisa membeli alat baru.
Peraalatan lainnya yang juga sekarang sudah suami miliki adalah mesin cetak mug, mesin laminating, alat sablon, dan perlengkapan penunjang serta stok bahan baku. Pokoknya untuk alat dan bahan menyesuaikan dengan budget yang ada dan produk percetakan apa saja yang ingin teman-teman produksi.
3. Branding di Media Sosial
Melakukan pemasaran di media sosial sebenarnya sudah kami lakukan sejak memulai usaha ini. Ini adalah tips memulai usaha percetakan yang juga penting sekali.
Sebelum ada orderan malah. Jadi, orang terdekat hingga mereka yang belum mengetahui usaha kita, jadi tahu kalau mereka bisa memesan produk percetakan kami.
Setiap ada orderan, maka suami langsung upload di media sosial. Medsos yang digunakan lebih aktif di dua platform saja, yaitu Instagram (IG) dan WhatsApp. Rajin upload lumayan dalam menggaet pelanggan.
Salah satu akun IG usaha Cyan Printing yang bisa teman-teman tengok adalah @cetakpurwokerto, @mug.purwokerto, @seminarkitpurwokerto @pin_purwokerto. Di situ sudah tertera beberapa foto produk dari Cyan Printing seperti pamflet, mug, jam custom, jam kayu, pin, ganci, undangan, plakat, seminar kit, dll.
Sekarang kan sudah zamannya digital marketing ya. Jadi, sudah pasti branding di media sosial adalah keharusan. Jika teman-teman mau menjalankan bisnis percetakan (atau bisnis apa saja), sangat penting mempelajari dan terjun di digital marketing (pemasaran melalui media digital/online)
4. Utamakan Pelayanan
Tips penting yang menjad andalan bisnis suami adalah pelayanan. Penting sekali membuat pelanggan merasa nyaman dan merasa dilayani dengan baik. Mulai dari bahasa sopan dan menyenangkan, baik komunikasi digital maupun komunikasi langsung.
Seringkali suami harus berhenti makan ketika tiba-tiba ada telepon dari pelanggan. Bahkan memberi instruksi untuk tidak lewat di ruangan depan (tempat melayani pelanggan) ketika sedang ada pelanggan. Terlebih lagi, bicara kepada suami ketika sedang berhadapan dengan customer.
Pokoknya pelanggan adalah raja, dan harus dibuat nyaman. Suami menerapkan sikap menjadi pendengar yang baik dan selalu mengutamakan pelayanan yang sigap, cepat, dan fast respon.
5. Menggunakan Aplikasi Pajak Agar Lebih Praktis
Punya usaha tentu akan mendapatkan keharusan membayar pajak. Ini adalah salah satu cara menambah pemasukan bagi negara.
Namun, seringkali persoalan pajak ini paling dihindari oleh penggiat UMKM, terlebih jika usahanya belum stabil. Belum mulai, langsung mengindar. Kenapa? Ribet. Itu alasannya. Suami saya juga menganggap bahwa prosedur perpajakan itu menyita waktu dan tenaga.
Nah, sekarang perpajakan sudah makin maju. Jika dulu ribet dan belibet, dengan menggunakan aplikasi pajak, maka prosedur bayar pajak jadi lebih mudah dan praktis. Seperti jurnal.id yang bisa menghitung pajak secara otomatis. Selain praktis dan akurat, minim resiko human eror pastinya.
Ingin jadi pengusaha kekinian, tentu harus melek teknologi ya. Selian itu, era sekarang yang gerasinya mengandrungi bisnis kreatif, pasti cocok nih memulai usaha dengan baik dan kreatif. Maju dan turut serta membuka lapangan kerja. Tidak lagi bergumul dengan keinginan mencari kerja. Generasi sekarang mah punya banyak celah, dong.
Siap memulai bisnis percetakan di rumah? Semoga Tips Memulai Usaha Percetakan dan Merchandise di Rumah bisa bermanfaat buat teman-teman. Good luck!
Wah, bisnis percetakan di kota Salatiga sini masih bertahan baik lho Kak meski saat pandemi. Ternyata percetakan untuk pangsa pasar perusahaan kecil menengah tuh tetep gede.