Melahirkan Normal Maupun Caesar, Sama-Sama Perjuangan Mulia Seorang Ibu
Umumnya, seorang calon ibu mendambakan melahirkan normal. Biasanya karena melahirkan normal tidak memerlukan pemulihan yang lama seperti melahirkan dengan operasi Sesar. Selain itu, biaya yang dikeluarkan juga relatif lebih hemat. Meskipun proses melahirkan normal umumnya banyak diungkapkan oleh para Bunda sebagai pengalaman “luar biasa” ya. Hanya mereka yang pernah mengalami yang tahu rasanya. Sesuatu banget pokoknya ya Bun….
![]() |
Melahirkan Bayi Sebuah Perjuangan Mulia by Pixabay |
Kali ini saya terinspirasi dari kisah melahirkan Youtuber Beauty Alifah Ratu dan juga sikap lingkungan terhadap proses melahirkan normal dan sesar. Saya jadi ingin curhat dan sekaligus mengingatkan diri sendiri bahwa melahirkan normal maupun sesar, ada perjuangan besar di belakangnya. Semoga tulisan ini membuat saya dan kita semua tambah bijak menyikapi kondisi yang dilalui setiap orang.
Melahirkan Caesar Sering Mendapat Sedikit Asumsi Kurang Positif
Kedua, Bunda-bunda yang akhirnya harus melahirkan dengan sesar kebanyakan punya masalah kehamilan. Kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan Bunda melahirkan normal dianggap sebuah ketidakberuntungan bagi sebagian orang dan menjadikan orang lainnya yang tidak mengalami itu merasa lebih unggul atau beruntung. Kita tahu betul bahwa ada beberapa penyebab seorang Ibu tidak bisa melahirkan normal dan terpaksa harus menjalani sesar, seperti panggul kurang lebar, tensi tinggi, kehamilan melebihi Hari Perkiraan Lahir (HPL), dan lain-lain.
![]() |
Baby Feet baru lahir |
Hati-Hati dengan Sepercik Kesombongan Bagi Bunda yang Melahirkan Normal
Semoga Semua Bunda yang Sedang Mengandung, Melahirkan dengan Lancar Sehat Selamat
![]() |
Perut Bumil |
Saya saat menulis tulisan ini, sedang mengandung usia kehamilan 36 minggu dan menghadapi persalinan kedua. Tentunya saya sangat berharap dan berdoa semoga dapat melahirkan normal seperti anak pertama dan lancar bahkan lebih lancar daripada anak pertama saya.
Saya melihat salah satu Youtuber laki-laki mengupload proses persalinan istrinya dan terdengar pembatu persalinan di dalam ruangan (entah dokter antah asisten) itu kata-katanya begitu mengganggu psikologis orang yang sedang melahirkan. Nadanya kaya ga sabar dan sewot gitu, bikin tegang. Setelah bayi lahir, si Ibu kelihatan kurang happy gitu dan dia bilang trauma. Ya, entah apa yang ia alami, hanya dia pribadi juga yang merasakan.
Bagitu pula yang sesar. Kebanyakan proses melahirkan ini ditempuh ketika seorang calon ibu tidak menungkinkan untuk melahirkan normal menurut dokter. Kondisi ini bukan keinginan si ibu itu tentunya ya. Bunda-Bunda yang melahirkan sesar boleh dong sharing pengalaman bagaimana dan kenapa melahirkan sesar di kolom komentar.
Ada juga yang selama hamil mengalami kekerasan rumah tangga sehingga si Ibu tidak sehat secara fisik dan mental. Entah bagaimana sehingga persalinan terbaik mengharuskan sesar. Ia bilang suntik di tulang punggung ia rasakan begitu menyakitkan, lalu kondisi dingin saat prosedur operasi terus ia ingat sampai sekarang, serta pemulihan luka sesar yang lama. Tidak berhenti di situ. Setalah anak lahir, ia mengalami baby blues.
Nah, kalau sudah begini, apakah masih kita anggap beda perjuangan Ibu melahirkan normal atau sesar? Semoga saya dan kita semua dijauhkan dari judgement tanpa alasan ya Bun… dan yang paling utama, kembali lagi semoga Bunda-bunda yang sedang mengandung melahirkan lancar sesuai harapan dan ekspektasi masing-masing. Amiin….
2 Komentar
Sara Neyrhiza
Melahirkan normal dan sesar hanyalah proses sementara. Tanggung jawab besar justru setelahnya
Iim Rohimah
betul juga ya mbak…. setelahnya merupakan perjuangan panjang