8 Cara Menghadapi Menstruasi Pertama Anak, Tanamkan Sikap Positif
Ketikan anak perempuan mulai menunjukkan tanda tanda menstruasi pertama, saatnya orang tua mendampinginya. Menanamkan cara menghadapi menstruasi pertama dengan sikap positif dan hindari reaksi yang membuat anak bertambah cemas.
Biasanya, anak perempuan akan merasakan takut, bahkan kaget saat mulai datang bulan pertama. Maka, sebagai orang tua, khususnya Bunda perlu sekali mendampingi anak supaya tetap tenang dan berpikir positif.
Waspadai Persepsi Keliru Tentang Menstruasi di Lingkungan Sekitar
Sebagai orang yang sudah dewasa, kadang kita mengira anak gadis tidak memiliki beban psikologis saat datang bulan pertamanya. Bagi perempuan dewasa yang sudah biasa datang bulan, mungkin hal itu tidak menjadi beban lagi. Namun, berbeda bagi remaja yang baru mulai mengalaminya tentu rasanya berbeda.
Apalagi jika di tengah masyarakat yang memiliki persepsi keliru tentang menstruasi. Ini biasanya terjadi pada lingkungan yang belum menanamkan edukasi yang baik terkait kesehatan. Salah satunya tentang proses menstruasi. Misalnya pemahaman seperti berikut ini:
1. Orang yang Haid Berarti “Sedang Kotor”
Keluarnya darah menstruasi adalah hal normal. Namun, bagi sebagian masyarakat, kondisi demikian membuat orang yang haid diberi sematan “sedang kotor”.
Bagi masyarakat yang masih berpandangan demikian, tentu akan cukup menimbulkan perasaan tidak nyaman yang lebih besar bagi anak gadis yang akan mengalami haid pertamanya. Padahal, menstruasi adalah siklus wajar dan terjadi pada setiap perempuan.
Di sini peran orang tua sangat penting supaya anak terhindar dari pengaruh persepsi yang membuatnya merasa malu dan minder.
2. Menstruasi Lebih Cepat Tanda Perempuan yang Lebih Genit
Saya sering mendengar di desa tentang ini. Anak perempuan yang lebih cepat mengalami menstruasi berarti dia lebih genit atau centil. Lebih tinggi ketertarikannya kepada lawan jenis.
Dilansir dari Popmama, menstruasi pertama pada anak perempuan biasanya terjadi antara usia 10 hingga 16 tahun. Ini disampaikan oleh dr. Alberta Claudia Undarsa.
Beliau juga menyampaikan bahwa penyebab menstruasi lebih cepat bisa disebabkan banyak hal, di antaranya produksi hormon dan indung telur, polusi, berat badan, terpapar krim untuk orang dewasa yang mengandung estrogen maupun testosteron, serta kondisi medias lain.
Jika persepsi negative tentang menstruasi dibiarkan mempengaruhi anak perempuan, tentu membuatnya semakin tidak nyaman melalui fase pubertasnya.
Apa Saja Cara Menghadapi Menstruasi Pertama Anak?
Alih-alih membiarkan semua mengalir begitu saja, orang tua sebaiknya lebih empati lagi saat anak perempuan menuju fase remaja. Proses menstruasi pertama bisa jadi membuat anak minder dan cemas. Terutama, jika lingkungan Bunda memiliki persepsi seperti saya sebutkan di atas.
Jadi apa saja cara menghadapi menstruasi pertama anak perempuan supaya ia lebih percaya diri dan positif feeling?
1. Memberikan Edukasi Tentang Menstruasi
Langkah pertama ketika Bunda mengetahui bahwa buah hati mengalami menstruasi pertamanya adalah memberikan edukasi mengenai itu.
Lakukan dengan santai supaya anak merasa nyaman. Misalnya mulai dengan menceritakan saat Bunda mengalami menstruasi pertama kali. Ini akan membuatnya merasakan bahwa ini tidak dia alami sendirian.
Bunda meyakinkan bauh hati bahwa perempuan lainnya mengalami hal yang sama sehingga ia tidak perlu merasa malu. Selain itu, menekankan bahwa menstruasi adalah proses yang normal terjadi dalam perkembangan perempuan.
2. Mengajarkan Cara Memakai Pembalut
Apabila sudah menanamkan edukasi tadi, saatnya Bunda mengajarkan cara memakai pembalut pada buah hati. Hal ini karena anak belum terbiasa dan bisa mengalami kesulitan.
Bunda bisa memberikan cara memakai pembalut pada celana dalam dengan benar serta menggantinya secara berkala supaya kebersihan tetap terjaga.
Jika sudah beberapa kali mengalami siklus menstruasi, barulah anak perempuan akan terbiasa memakainya.
3. Mengajak Anak Membeli Pembalut dan Memilihnya
Bagi anak perempuan yang baru mengalami haid pertamanya, biasanya ada rasa minder ketika mulai membeli pembalut. Pendampingan Bunda sangat berarti baginya pada masa tersebut.
Bunda juga dapat memberikan pengalaman mengenai perbedaan tipe dan jenis pembalut, seperti yang bersayap dan tidak bersayap, perbedaan panjang pembalut beserta fungsinya, kegunaan untuk siang atau malam hari, pembalut tebal dan tipis, dan lain-lain.
Biarkan buah hati memilih pembalutnya yang ia sukai dan mencobanya. Dengan dampingan orang tua, anak perempuan lebih nyaman menghadapi masa peralihan dirinya menuju remaja.
4. Mengajarkan Cara Membersihkan, Mengganti, dan Membuang Pembalut
Jangan lupa juga untuk menanamkan cara yang tepat dalam menggunakan pembalut. Anak perempuan perlu menggantinya setiap 4 jam sekali untuk mencegah timbulnya bakteri dan infeksi. Ini juga perlu supaya terhindar dari kebocoran. Apalagi saat ia aktif di sekolah.
Bersihkan pembalut dengan tuntas sebelum membuangnya. Ajarkan supaya anak tidak langsung membuangnya ketika mengganti dengan yang baru. Ini juga perlu peduli dengan kesehatan lingkungan.
5. Menjelaskan Tentang PMS dan Nyeri Haid Serta Cara Mengatasinya
Bunda juga perlu memberitahukan bahwa saat siklus datang bulan adalah hal yang lumrah jika terjadi nyeri haid, selama bukan nyeri berlebih. Adalah hal wajar jika terjadi kram di perut bagian bawah, nyeri punggung, serta sakit di area payudara.
Selain itu, perempuan bisanya mengalami premenstrual syndrome (PMS) atau sindrom pramenstruasi. PMS adalah gejala-gejala yang dialami perempuan sebelum masa keluarnya darah haid setiap bulan.
Biasanya pada masa ini perempuan merasakan perubahan suasana hati yang cukup tajam(mood swing), nyeri pada payudara, mengidam makanan tertentu, merasakan kelelahan, mudah marah, dan bisa juga depresi.
Berikan pula cara meringankan ketidaknyamanan dengan meletakkan botol berisi air hangat di area perut atau punggungnya. Bisa juga dengan memberikan obat pereda sakit jika perlu.
6. Memberi Asupan Gizi yang Lebih Baik
Memasuki masa ini, anak perempuan memerlukan gizi lebih baik dan menjaga kesehatannya. Perbanyak asupan zat besi, vitamin, dan mineral.
Makanan yang mengandung gizi tersebut biasanya terdapat pada sayuran hijau, buah-buahan, dan susu untuk melengkapi nutrisi.
7. Menghubungi Dokter Jika Diperlukan
Selaian cara menghadapi menstruasi pertama anak dengan asupan gizi yang baik, Bunda juga perlu berjaga-jaga jika ada kondisi yang perlu penanganan dokter.
Hal ini karena setiap perempuan memiliki kondisi berbeda satu sama lain ketika datang bulan. Ada yang tidak mengalami nyeri yang berarti, ada juga yang merasakan sakit yang luar biasa.
Konsultasikan dengan dokter jika sakit yang berlebih supaya dokter memberikan solusi dan penanganan yang tepat.
Selain rasa nyeri, hal yang perlu Bunda konsultasikan adalah durasi menstruasinya, jangka waktu datangnya menstruasi apakah lebih dari 45 hari atau kurang dari 21 hari setiap bulannya. Ini untuk memastikan kesehatan anak baik-baik saja.
8. Memberikan Ucapan Selamat dan Sikap Positif
Bagi orang tua, bisa jadi datangnya menstruasi mengejutkan. Namun, Bunda perlu memberikan sikap positif supaya anak dapat menyikapi perubahan dirinya dengan semangat.
Bunda perlu memberikan ucapan selamat karena kini buah hati bunda sudah mulai beranjak dewasa. Ia sudah bukan lagi anak-anak.
Namun, jangan lupa bahwa ia juga sekarang sudah memiliki organ reproduksi yang bekerja sempurna. Oleh karena itu, ia harus menjaga dirinya dengan baik.
Itulah 8 Cara Menghadapi Menstruasi Pertama Anak. Kuncinya, orang tua tetap tenang dan berikan pemahaman positif agar buah hati menyambut perubahan dirinya dengan nyaman dan semangat.