3 Resiko Usaha Mebel dan Cara Mengatasinya Agar Sukses
Resiko usaha mebel ini perlu diperhatikan oleh calon pengusaha di bidang furniture. Meskipun peluanggnya menjanjikan, tapi juga ada beragam poin penting yang wajib kamu perhatikan supaya menjadi sebuah pertimbangan.
Berbagai sumber menyebutkan bahwa memang permintaan produk furnitur diperkirakan akan meningkat. Terutama setiap paruh pertama tahun karena beberapa faktor, seperti hari raya Imlek dan Idulfitri.
Terlebih lagi, dengan pesatnya perkembangan dunia properti yang secara bersamaan menarik minat pembeli terhadap perabotan interior. Misalnya seperti lemari, rak buku, meja, kursi, dan lain-lain. Desainnya juga terus mengalami perkembangan sehingga cukup menantang bagi pebisnis mebel. Ini merupakan Peluang Kerjasama Bisnis Furniture yang luas saat ini.
Aspek lainnya seperti ketersediaan bahan baku, stok jenis kayu, rekan bisnis, dan alur pengiriman merupakan tantangan yang harus menjadi perhatian.
Tidak hanya itu, ternyata bisnis ini juga memiliki beberapa risiko yang umum dan wajib diketahui pengusaha yang ingin terjun di dalamnya. Apa saja?
Resiko Usaha Mebel dan Cara Mengatasinya
Setiap bisnis tentu mempunyai resikonya masing-masing. Umumnya, semakin besar keuntungann, risikonya juga semakin tinggi. Meski begitu, bukan tidak mungkin untuk bisa kamu hadapi, karena setiap peluang ada kesiapannya sendiri pada masing-masing orang.
Berikut adalah beberapa resiko usaha mebel yang penting untuk kamu perhatikan. Dengan begitu, kamu akan lebih siap melakukan berbagai pencegahan dan mengatasinya.
1. Modal yang Cukup Besar
Usaha mebel membutuhkan modal yang cukup besar untuk membeli bahan, transportasi, dan karyawan. Namun, hal ini tetap tergantung pada skala usaha yang kamu rintis.
Bisnis jenis perlengkapan rumah tangga maupun kantor berupa furnitur membutuhkan budget sekitar Rp 15 juta hingga ratusan juta.
Sebagai gambaran, berikut adalah peralatan yang perlu kamu miliki untuk menjalankan bisnis ini.
- Serkel meja: Rp3 juta
- Mesin bobok: Rp1.5 juta
- Kompresor: Rp6.5 juta
- Mesin amplas: Rp1 juta
- Bor duduk: Rp2 juta
- Bor tangan: Rp1.5 juta
Total modal peralatan Rp15.5 juta
Itu belum termasuk biaya operasional pertama seperti gaji karyawan, listrik, air, stok bahan kayu, cat, pernish, paku, dan sebagainya. Biaya operasional, terutama bahan baku berbagai jenis kayu bisa mencapai belasan hingga puluhan juta.
Namun, perlu diingat bahwa rincian modal usaha mebel dapat berbeda-beda tergantung pada skala usaha, lokasi, dan jenis mebel yang diproduksi. Sebelum memulai usaha mebel, sebaiknya lakukan survei harga terhadap bahan baku, peralatan, dan biaya tak terduga lainnya untuk menghitung rincian modal usaha mebel secara akurat.
2. Susah dalam Mencari Tempat Usaha
Resiko usaha mebel lainnya adalah sulitnya mencari tempat usaha. Jika kamu sudah punya tempat, mungkin itu bukan masalah lagi.
Tidak dapat dipungkiri bahwa usaha mebel membutuhkan tempat yang luas untuk menampung bahan baku, alat-alat, dan juga mebel-mebel yang sudah dibuat. Hal ini karena semua barangnya rata-rata memiliki ukuran yang besar dan tidak dapat ditata dengan mudah.
Untuk menentukan tempat usaha mebel, berikut adalah beberapa tips yang dapat kamu usahakan.
- Menentukan target pasar usaha mebel yang ingin dituju. Ada banyak kelompok yang membutuhkan furniture, seperti rumah tangga, kantor, hotel, restoran, dan lainnya.
- Pilih lokasi yang mudah dijangkau dan dekat dengan keramaian. Pastikan lokasi tersebut mudah dijangkau, ramai, terdapat tempat parkir, aman, dan bersih.
- Pastikan akses ke lokasi usaha mudah dijangkau oleh pelanggan.
- Lokasi usaha haruslah aman dan terhindar dari tindakan kriminal.
- Pastikan legalitas tempat usaha mebel sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Lokasi usaha harus bersih dan nyaman bagi pelanggan.
Saat memilih lokasi untuk bisnis furnitur, ada beberapa kesalahan umum yang harus dihindari, antara lain:
- Memilih lokasi hanya berdasarkan keindahannya tanpa mempertimbangkan faktor lain seperti aksesibilitas, keamanan, dan persyaratan hukum.
- Memilih furnitur yang murah tanpa mempertimbangkan biaya perawatan.
- Membuat keputusan impulsif saat membeli furnitur tanpa mempertimbangkan apakah furnitur tersebut sesuai dengan dekorasi dan interior ruangan.
- Berfokus pada gaya daripada kenyamanan saat membeli perabot kantor.
- Tidak melakukan pengukuran yang tepat agar sesuai dengan ruangan dan mempertaruhkan biaya tambahan untuk pengiriman kembali.
Untuk menghindari kesalahan-kesalahan ini, penting untuk mempertimbangkan semua faktor yang relevan saat memilih lokasi untuk bisnis furnitur, termasuk aksesibilitas, keamanan, persyaratan hukum, dan biaya pemeliharaan.
Penting juga untuk melakukan pengukuran yang tepat untuk memastikan bahwa furnitur sesuai dengan ruangan dan bekerja sama dengan pemasok yang memiliki reputasi baik untuk memastikan kualitas produk dan layanan yang dapat diandalkan.
3. Adanya Rayap Pemakan Mebel
Rayap dapat merusak produk mebel dan menyebabkan kerugian bagi pengusaha mebel. Untuk meminimalisir resiko usaha mebel, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti memilih jenis kayu yang berkualitas, tempat usaha yang strategis, dan lakukan pencegahan dari adanya rayap.
Ini dapat berguna jika terpaksa harus menimbun banyak stok furniture. Banyak hal bisa saja terjadi, bukan?
Berikut adalah beberapa cara mencegah furniture kayu dari serangan rayap yang dapat dilakukan. 1.
- Letakkan di tempat yang benar. Hindari meletakkan furniture kayu di tempat yang lembap dan gelap karena rayap menyukai tempat yang lembap.
- Gunakan kapur barus. Kapur barus dapat digunakan sebagai pengusir rayap. Letakkan kapur barus di sekitar furniture kayu atau tempat yang sering dilewati rayap. Tidak perlu khawatir dengan aromanya, karena mencegah lebih baik daripada barang yang kamu jual justru harus rusak karena rayap.
- Jika memungkinkan, gunakan pestisida khusus rayap. Pestisida khusus rayap dapat digunakan sebagai tindakan pencegahan terhadap rayap. Ada berbagai jenis dan ragam pestisida anti rayap yang tersedia di pasaran untuk perlindungan furniture kayu dari rayap. Jangan lupa untuk menerangkan segala perawatan yang kamu lakukan kepada calon pembeli.
- Rawat furniture kayu secara rutin dengan membersihkannya dari debu dan kotoran. Hal ini dapat membantu mencegah serangan rayap.
- Bisa juga menggunakan solar. Solar menjadi salah satu bahan yang ternyata bisa membuat kayu menjadi lebih awet. Penggunaan solar sangat sering diaplikasikan pada jenis furniture rumah seperti lemari, meja, dan kursi.
- Jika kamu produsen langsung, bahan kayu bisa direndam dulu di sungai. Merendamnya selama beberapa minggu dapat membantu mencegah serangan rayap.
3 Cara Meminimalisir Risiko Bisnis Furniture
Mencegah lebih baik daripada terlanjur rugi, ya kan? Kamu bisa melakukan juga beberapa tips di bawah ini untuk meminimalisir segala resiko usaha mebel. Ini merupakan langkah yang dapat kamu lakukan dari sekarang atau saat memulai dan merencanakan bisnisnya.
1. Lebih Kreatif
Salah satu caranya adalah dengan menjadi kreatif dalam pendekatan bisnis. Misalnya, menjual barang-barang furnitur kecil seperti meja belajar, lemari kecil, dan rak dinding di area sekitar universitas bisa menjadi strategi yang menguntungkan.
Penting juga untuk mengenali trend pasar dan banyak mencari inspirasi desain ruang interior. Termasuk berbagai seni DIY yang biasanya dibuat oleh konten kreator. Baik dari dalam negeri atau luar negeri.
Inspirasi furniture bisa kamu dapatkan dengan menyaksikan berbagai channel Youtube dengan tema desain ruangan atau dekorasi rumah. Bisa juga dari media sosial yang kekinian seperti Instagram atau Tiktok.
2. Cara Pemasaran Harus Cerdas
Pemasaran yang cerdas diperlukan untuk memasarkan produk mebel agar dapat dikenal oleh masyarakat. Ada beberapa cara untuk memasarkan produk furnitur. Salah satu caranya adalah dengan memiliki strategi pemasaran yang komprehensif.
Hal ini dapat mencakup memperbarui situs web secara teratur dengan produk dan konten baru, menciptakan persona pembeli untuk pelanggan yang ideal, dan berinteraksi dengan audiens di tempat mereka berada.
Cara lainnya untuk menghidari dan mengatasi resiko usaha mebel adalah dengan menggunakan kombinasi iklan tradisional dan platform media sosial. Radio, televisi, dan iklan cetak masih bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun kesadaran merek.
Platform media sosial juga dapat digunakan untuk mempromosikan produk dan berinteraksi dengan pelanggan. Selain itu, memberikan pelanggan pengalaman baru dan kesempatan untuk menyesuaikan produk dapat menjadi strategi yang baik.
Penting juga untuk konsisten dan berguna dalam pendekatan pemasaran. Dengan mengambil langkah-langkah ini, bisnis furnitur dapat memasarkan produknya secara efektif dan menjangkau audiens targetnya.
3. Harus Memiliki Modal yang Besar
Selain itu, penting untuk memiliki jumlah modal yang cukup untuk memulai bisnis. Hal ini dapat membantu memastikan bahwa ada cukup uang untuk menutupi biaya bahan baku, transportasi, dan karyawan. Penting juga untuk memiliki pasokan bahan baku yang dapat diandalkan.
Hal ini dapat membantu memastikan bahwa bisnis dapat terus beroperasi meskipun ada gangguan dalam rantai pasokan.
Kesimpulannya, meminimalkan resiko usaha mebel membutuhkan kombinasi strategi kreatif, pemasaran yang cerdas, manajemen risiko yang tepat, modal yang cukup, pasokan bahan baku yang dapat diandalkan, dan pencegahan serangan rayap seperti pada tips sebelumnya. Dengan mengambil langkah-langkah ini, pemilik bisnis furnitur dapat meningkatkan peluang keberhasilan dan meminimalkan dampak potensi risiko pada bisnis mereka.
Sumber:
www.europeanbusinessreview.com
furniturejogja.com
koinworks.com
www.antiserangga.com