Perjalanan Seorang Newbie Menjadi Blogger Profesional
Menjadi blogger profesional menurut saya sederhana saja, yaitu ketika seorang blogger sudah bisa mendapatkan penghasilan dari blog atau memperoleh kepercayaan publik. Saya termasuk orang yang memang mengandalkan income dari blog sehingga arti profesional adalah ketika target tersebut sudah terpenuhi.
Meskipun blog punya banyak fungsi dan manfaat bagi pemiliknya, tapi menjadi bloger yang profesional berarti sudah punya skill yang mapan. Keterampilan ini berbuah kepercayaan dari berbagai brand sehingga menulis blog jadi sebuah pekerjaan berpenghasilan.
Begitu juga untuk blogger yang mengandalkan income dari iklan, ia bisa dikatakan profesional jika sudah mampu menjangkau banyak pembaca dengan konten bermanfaat. Lalu, klik iklan masuk dalam pundi-pundi yang memenuhi kebutuhan hidup. Baik cukup atau membuat sejahtera.
Selain tolok ukur pendapatan, profesionalitas juga bisa dengan melihat kiprah seorang blogger dalam mendapatkan simpati, dukungan, dan respon positif pembacanya. Apakah blogger tersebut menargetkan penghasilan dari blog atau sebagai peran sosial saja.
Nah, untuk kategori blogger yang tidak menargetkan penghasilan, hanya menulis sudah cukup tanpa harus memusingkan hal-hal teknis seperti Search Engine Optimization (SEO), ya. Kecuali jika memang ingin mendapatkan banyak pengunjung, SEO pada akhirnya wajib dikuasai juga.
Lalu, bagaimana cara menjadi blogger profesional? Oke, kali ini saya mau berbagi pengalaman dari awal ngeblog sebagai newbie hingga mendapatkan penghasilan dari blog.
Awal Mula Memutuskan Menjadi Blogger
Sekarang saya sudah 2 tahun lebih menjadi blogger. Awalnya merasa kurang yakin apakah profesi ini menjajikan atau tidak. Namun, waktu menjawab semuanya hingga kini bisa menikmati peran dan profesi saya. Selain penghasilannya “lumayan”, prospek ke depannya juga sangat dinamis.
Untuk Teman-teman pembaca, bisa juga saya katakan bahwa blog adalah profesi yang prospektif karena membuka banyak peluang besar jika mau bekerja keras, bisa bergerak cepat, dan kreatif. Bagi saya saja yang masih belum bisa maksimal, blog cukup menantang dan tidak stagnan. Baik dari ekplorasi skill, networking, maupun penghasilannya. Itu merupakan pekerjaan yang cocok bagi saya yang tidak begitu betah mengerjakan hal yang sama setiap hari, mudah bosan, dan pendapatan yang cenderung jalan di tempat.
Oke, saya cerita sedikit mengenai awal mula memutuskan untuk memilih blog sebagai profesi.
Akhir tahun 2019 adalah titik kebimbangan bagi saya dalam menentukan profesi. Blog sebenarnya adalah “pelarian” dari beberapa target pekerjaan yang ingin saya jalani. Mengapa pelarian? Bukan karena tidak suka atau tidak cocok, tapi lebih kepada kurang yakin pada potensinya untuk karir maupun finansial saya ke depannya.
Ketertarikan terbesar saya beberapa tahun ke belakang adalah berkiprah di dunia akademik. Saya ingin berprofesi sebagai dosen untuk membahagiakan kedua orang tua. Sayangnya belum juga ada jodohnya dengan pekerjaan tersebut.
Hingga ada pandemi Covid-19 yang membuat usaha keluarga kehilangan orderan tiga perempatnya. Bahkan sempat kehilangan penghasilan sama sekali ketika awal pandemi.
Meskipun itu merupakan musibah, tapi sedikit ada hikmahnya untuk saya yang ingin menjalani sebuah passion dan memenuhi keinginan aktulisasi diri. Blog menjadi target pekerjaan yang akan saya jalani ke depan.
Berbekal relasi dengan dosen semasa kuliah dan komunitas blogger kenalan beliau, saya memberanikan diri untuk bergabung di dalamnya. Kesempatan memang harus dikejar, bukan lagi ditunggu. Meskipun saya bukan mahasiswa yang begitu dekat dengan beliau karena saya tipe pemalu di kehidupan nyata. Saya tetap harus menunjukkan diri bahwa saya punya minat untuk ngeblog dan punya passion di sana. Meskipun pada awal bergabung, misi saya masih sebatas belajar dan mengenal banyak blogger lain di luar sana.
Terlepas apakah blog benar-benar layak menjadi sebuah profesi, harus tetap melangkah. Justru jika tidak melakukan apapun, tidak memilih apapun, kita tidak akan mendapatkan apa-apa. Begitu pikir saya waktu itu.
Pencapaian Terbesar dalam Dunia Blog
Jika dibandingkan dengan para blogger senior yang sudah lebih lama melanglangbuana, mungkin pencapaian-pencapaian saya belum begitu banyak. Namun, sejauh ini saya bersyukur karena bisa melebihi berbagai target yang saya rencanakan sekitar 2 tahun lalu.
Apakah itu target finansial atau target skill dan prestasi. Dari segi finansial, saya tidak begitu berharap cepat menghasilkan dari blog. Bahkan nominal 2 juta rupiah pun saya perkirakan akan didapat 3 tahun lamanya. Sekarang, hampir setiap hari mendapatkan kepercayaan menulis sponsor post, content placemet, dan endorsment yang jauh melebihi target itu. Bahkan pernah mendapatkan juara favorit 1 dalam lomba blog.
Saya tahu pasti pencapaian itu sangat standar bagi kebanyakan orang, terutama untuk hitungan 2 tahun menjadi blogger. Namun, bagi saya yang memang sangat sedikit punya waktu untuk ngeblog, itu merupakan hal yang patut disyukuri.
Saya belum bisa menjdi full time blogger dan masih lebih banyak mengurus rumah tangga ketimbang waktu untuk sebuah profesi. Rata-rata per hari hanya 2 jam hingga 5 jam untuk ngeblog. Malah tidak jarang juga tidak dapat menyentuh blog sama sekali dalam sehari. Jadi, bisa memperoleh penghasilan, bertemu dengan banyak blogger inspiratif, ada teman ngobrol yang positif, serta potensi profesi blog ini bagi saya pribadi sebuah pencapaian besar.
Nah, buat Teman-teman yang juga merupakan seorang ibu rumah tangga, pelajar, bahkan karawan kantoran yang punya minat dalam menulis, bisa mulai dari sekarang. Pencapaian saya adalah perjalanan yang tentunya tidak sama dengan blogger lainnya. Justru jika Teman-teman sudah terbiasa menulis, biasa mengeluti profesi yang menantang, bisa jadi yang namanya rezeki, prestasi, dan lain-lain akan berbeda pula ceritanya.
Cara untuk Memulai Ngeblog untuk Para Newbie
Bagi yang ingin menjadi blogger dan bingung mulai dari mana, ada cara yang bisa dipraktekkan. Cara ini sangat sederhana dan anti gagal. Kecuali keinginan Teman-teman yang pupus di tengah jalan. Selama ada keinginan, jalan ini paling efektif dalam memulai karir sebagai blogger.
Pertama, mulai dengan menulis apa saja di blog. Namun, kuncinya memang harus benar-benar punya ketertarikan dalam menulis. Baik niche khusus atau random topics. Cara ini bertujuan supaya kita benar-benar bisa take action segera. Jika banyak teori yang ingin kita praktikkan, biasanya agak susah untuk memulai.
Setelah memiliki blog berisi postingan, minimal 10 tulisan saja, barulah mempraktikkan berbagai ilmu blogging. Selain supaya ilmu itu bisa kita terapkan secara nyata pada konten yang sudah ada, juga sudah ada sedikit pengalaman dasar menulis blog.
Oh ya, jangan pula menulis terlalu banyak dulu, karena bisa jadi ilmu blogging yang akan kita dapatkan di kemudian hari berbeda dengan apa yang sudah kita jalankan. Sebagai contoh, kita menulis dengan bebas tanpa mengenal kaidah SEO, tapi ternyata dalam ilmu SEO ini mengharuskan tulisan kita memiliki kata kunci yang potensial dan gambar yang ringan muatannya. Apa jadinya jika tulisan kita sudah ratusan bahkan ribuan dan harus memperbaikinya satu per satu? Pasti langsung semaput.
Kedua, cari dan gabung dalam komunitas blogger. Alasannya karena komunitas bisa mewadahi berbagai pelatihan, sharing, hingga informasi pekerjaan menulis di blog. Itu bermanfaat untuk meningkatkan kualitas blog hingga menjadi blogger profesional.
Saya sendiri mendapatkan ilmu yang benar-benar praktis (langsung bisa dipraktikkan) itu lewat para senior di komunitas blogger. Guru pertama saya dalam menerapkan ilmu SEO adalah Mas Irwin yang punya blog Masirwin.com. Tanpanya saya adalah butiran debu di bawah pintu. Hihi.
Dua hal ini bisa menjadi jalan untuk memulai profesi sebagai blogger. Lakukan saja dan jangan terlalu banyak berpikir.
Langkah-langkah Menulis Hingga Publish
Menulis blog untuk keperluan profesional memang perlu memperhatikan tahapan yang tepat. Ini juga saya dapatkan dari saran, ilmu, dan pelatihan dalam berbagai komunitas blogger.
Sebagai contoh, saya akan menulis sebuah artikel dengan topik yang ditentukan oleh klien. Biasanya sebuah brand akan meminta blogger menulis topik tertentu secara umum. Misalnya tentang makanan yang baik untuk kolesterol. Lalu, meminta menautkan link ke website mereka.
Nah, menulis untuk tulisan blog seperti ini biasanya saya akan melewati tahap berikut:
Pertama, riset keyword atau kata kunci. Ada banyak cara riset kata kunci. Namun, biasanya saya menggunakan situs Ubersuggest atau jika ingin simpel menggunakan tool WhatMySerp yang saya install di Google Chrome.
Dari situ akan keluar beberapa saran kata kunci yang memang dicari banyak orang. Berapa volume pencarian dalam sebulan, seberapa tinggi tingkat persaingannya, dan berapa nilai CPC kata kunci tersebut. Namun, jika tulisan ini untuk blog yang bukan untuk monetisasi AdSense, maka saya akan mengabaikan nilai CPC. Nilainya nol juga tidak apa-apa asalkan masih potensial untuk dikunjungi orang. Lagipula artikelnya sendiri sudah berbayar, ya kan?
Setelah riset kata kunci, saatnya mulai menulis sesuai kaidah SEO. Pastikan SEO on page diterapkan dalam tulisan. Mulai dari penempatan kata kunci tadi, menentukan judul dan sub judul, menambahkan internal link dan eksternal link, memasang gambar yang related dengan tulisan dengan ukuran di bawah 100 kb.
Jangan lupa membaca ulang tulisan supaya menghindari kesalahan seperti typo, pengulangan kata yang terlalu banyak, dan lain-lain.
Saya biasanya menulis di halaman Word dulu, mulai dari pembuatan heading (judul), gambar, link, bold dan garis miring, dan lain-lain. Tujuannya supaya ketika diposting bisa langsung jadi dan tinggal upload gambar atau menambahkan hal-hal yang masih kurang.
Oh ya, tidak lupa menguji tulisan dalam tool plagiarism checker supaya bisa memastikan tulisan kita bebas plagiat. Teman-teman bisa menggunakan berbagai pilihan media semisal di situs Smartseotools, Duplichacker, dan lain-lain. Setelah bebas uji plagiarism, bisa langsung posting.
Menjaga Konsistensi dalam Menulis
Konsisten memang merupakan hal yang tidak mudah. Namun bisa dikelola supaya itu menjadi habit dalam menulis blog. Ingat, tujuan menjadi blogger profesional akan terwujud jika konsisten dalam menjalankannya.
Pertama, buat target jangka pendek dan jangka panjang. Misalnya apa yang mau dicapai dalam 5 tahun ke depan dalam blog. Lalu buat juga target lebih dekat. Seperti 1 tahun ke depan apa saja target dan rencana Teman-teman dalam blogging. Begitu juga buat target bulanan dan mingguan.
Target ini bisa menjadi motivasi sekaligus pengingat untuk terus berproses dalam menulis blog.
Kedua, selalu aktif berinteraksi dengan sesama blogger. Bergaul dengan orang-orang yang satu genre bisa menambah motivasi untuk terus bergerak. Termasuk menulis. Bayangkan jika kita melihat teman blogger lain mendapatkan sebuah prestasi. Tentunya itu akan membuat semangat kembali membara untuk berproses dan akhirnya bisa konsisten dalam menulis blog.
Memilih Niche Blog dan Alasannya
Sebenarnya blog utama saya tidak memiliki niche yang khusus. Artinya blog tersebut adalah blog gado-gado berisi random topic. Ada topik kesehatan, kecantikan, keluarga, teknologi, dan lain-lain di dalamnya. Untuk menjadi blogger profesional, itu bukan masalah penting.
Awalnya blog iimrohimah.com ini membahas tentang tema isu gender dan tips seputar kehidupan perempuan dan rumah tangga. Namun, itu bukan tujuan jangka panjang saya. topik tersebut hanyalah langkah awal supaya semangat menulis karena berawal dari hal-hal yang paling saya kuasai. Membahas topik tersebut juga merupakan self healing yang dapat menjadi obat hati yang memiliki banyak unek-unek.
Tujuan sebenarnya memilih random topic karena blog ini memang untuk menerima berbagai job menulis. Jenis blog gado-gado lebih berpeluang dapat banyak job karena semua jenis vendor bisa masuk dan menaruh backlink ke website mereka di blog saya.
Sementara itu, jika memang Teman-teman memiliki keahlian di bidang tertentu, bisa juga memiliki sebuah topik khusus untuk blognya. Namun, biasanya jenis blog dengan niche spesifik hanya dapat menerima content placement yang topiknya serupa saja.
Bagaimana Jika Pada Akhirnya Blog Kita Jadi Blog Etalase?
Bagi Teman-teman yang belum tahu, blog etalase adalah jika semua atau sebagian besar isi tulisannya adalah berupa kerjasama sponsor.
Sebenarnya jika blog kita pada akhirnya menjadi blog etalase menurut pendapat saya ada sisi positif dan negatifnya. Sama juga jika blog berisi satu topik spesifik yang memang sesuai minat penulis. Pasti sama saja, ada positif dan negatif juga.
Semua kembali kepada tujuan pembuatan blog itu sendiri. Kalau pendapat saya berdasarkan pengalaman sendiri, tulisan berupa sponsor sebenarnya juga memenuhi salah satu tujuan ngeblog itu sendiri. Tujuan sebuah profesi adalah menambah wawasan dan keterampilan baru. Saya bisa belajar hal baru sebelum menuangkannya menjadi sebuah postingan. Misalnya klien meminta tulisan tentang konsultasi pajak, otomatis saya akan membaca dulu tentang perpajakan.
Selain itu, bagi yang tujuannya ingin memperoleh penghasilan dari blog, blog etalase justru seperti pencapaian tersendiri. Setiap artikel yang masuk ke blog memberikan kepuasan yang berarti kita mendapatkan kepercayaan sebagai blogger profesional.
Bagaimanapun, blog etalase itu sudah mencerminkan sebuah prestasi. Artinya pemilik blog memang memiliki skill SEO yang bagus sehingga banyak perusahaan, vendor, pihak digital marketing yang mempercayai dan mengapresiasi blog tersebut.
Meski begitu, di balik sisi positifnya, saya juga punya pandangan negatif. Sependek pengalaman saya, biasanya artikel berupa sponsorship kurang memiliki daya tarik bagi pembaca. Selain itu, blog etalase biasanya berisi random post atau topik campuran yang kurang memiliki target pembaca yang jelas.
Bagi pemula seperti saya, blog etalase berimbas pada jumlah kunjungan yang tidak begitu banyak sebab kurang bisa memaksimalkan SEO on page. Salah satunya kekuatan internal linking yang kurang. Itu pendapat saya selama ini. Mungkin opini tersebut bisa saja berubah seiring bertambahnya pengalaman ke depan.
Pemahaman Saya Tentang SEO
Berbicara tentang pemahaman tentang SEO, saya masih ada pada tahap lebih banyak mempraktikkan kaidah SEO on page. Misalnya seperti bagaimana membuat judul yang ramah SEO, penyebaran kata kunci, pemakaian LSI, memasang internal link, memberikan foto dengan ukuran yang sesuai, menambahkan alt image, dan lain-lain.
Kalau dari segi hasilnya, mungkin tetap saja saya masih tergolong newbie. Saya baru bisa membuat tulisan masuk page one Google hanya jika kata kunci yang saya gunakan punya tingkat persaingan rendah. Misalnya menggunakan kata kunci yang panjang dan belum banyak orang mempublikasikannya.
Kalaupun menerapkan SEO Off page, saya hanya membagikan postingan di sosial media seperti Pinterest, Facebook, Twitter, dan mendaftarkan blog di Google News. Mempublikasikan blog di Google News cukup membantu karena berdampak juga terhadap index Google. Minimal tulisan jadi lebih cepat terindex tanpa harus submit url di Google Search Console. Bekal tersebut sebenarnya sudah cukup memenuhi syarat untuk menjadi blogger profesional. Namun, tentunya masih banyak yang harus saya pelajari lagi.
Perlunya Blogger Paham SEO
Search Engine Optimization atau SEO bagi saya sangat penting selama blogger tersebut berkeinginan tulisannya terbaca oleh orang lain. Apalagi jika ingin blognya banyak pengunjung dan ingin mendapatkan penghasilan.
Jika blogger memang hanya ingin menulis tanpa berharap dibaca orang lain, SEO boleh saja diabaikan. Tidak perlu pusing-pusing memikirkan banyak teknik yang mungkin saja mengurangi waktu untuk menulis. Misalnya yang menulis hanya untuk self-healing dan menuangkan setiap unek-unek dalam blog.
SEO merupakan ilmu untuk menyelaraskan blog dengan aturan main mesin pencarian seperti Google. Mesin pencarian punya algoritma sendiri untuk menyeleksi tulisan yang layak naik ke permukaan ketika pembaca mengetikkan sebuah kata kunci.
Nah, supaya setiap artikel yang kita buat bisa terbaca orang lain lewat Google, maka harus selalu menerapkan kaidah SEO.
Cara Menaikkan Traffik Blog
Punya banyak pengunjung blog adalah sebuah prestasi tersendiri supaya menjadi blogger profesional. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari teknis SEO.
Ilmu SEO mengarahkan kita untuk memilih topik tulisan yang memang dicari pembaca. Biasanya ini dinamakan riset keyword. Memilih kata kunci yang tepat akan memberikan peluang tulisan ditemukan dan dibaca oleh orang lain.
Kemudian setelah memilih keyword yang tepat, menulis dengan kaidah SEO juga tidak boleh terlewat. Kata kunci tersebut harus disebarkan di judul, url, dan dalam artikel dengan posisi yang tepat. Begitu juga memberikan internal link ke postingan sebelumnya yang relevan.
Teknik SEO penting ditetapkan supaya mesin pencarian bisa menemukan tulisan kita dan mengangkatnya ke halaman muda hasil pencarian. Dengan begitu, pengunjung akan melihat dan menelusuri tulisan kita.
Hal-hal yang Perlu Diperbaiki dari Blog Saya
Menjadi blogger profesional sebenarnya perlu kerja keras juga. Jadi, tidak semudah kesannya dari luar. Bekerja dari passion, artikel tinggal publish dan transferan mengalir.
DI balik itu sebenarnya seringkali harus begadang memperbaiki segala kekurangan dan membuat performa blog lebih baik lagi. Saat ini, ada banyak sekali hal yang perlu diperbaiki dalam blog yang saya miliki. Tidak hanya konten, tapi teknis berupa SEO masih banyak PR nya.
1. Belum merasa memiliki tulisan yang enak dibaca
Kalau dari segi tata bahasa Indonesia, mungkin tulisan blog saya sudah lumayan baik. Kalaupun ada kekeliruan, paling hanya satu dua tiga hal. Namun, jika membuat artikel yang bisa membuat orang benar-benar merasa “terbawa arus” oleh tulisan saya, sepertinya belum sampai ke situ.
Saya biasa mengikuti blogwalking atau kegiatan saling mengunjungi tulisan sesama blogger. Biasanya antara 10 hingga 30 tulisan tiap sesi. Nah, di situ saya sering menemukan tulisan teman-teman blogger yang sangat nyaman untuk dibaca.
Jenis tulisan seperti itu biasanya tertuang dari blogger yang senang membaca buku, terutama buku berupa karya sastra atau fiksi sehingga setiap kalimatnya membuat pembaca seperti dininabobokan. Kalaupun bukan koleksi fiksi, setidaknya tulisan yang berkulaitas lahir dari orang yang memang rajin membaca.
Sekarang, PR saya adalah lebih banyak membaca buku supaya bisa membuat konten dengan bekal banyak. Apa jadinya kita berprofesi sebagai penulis, tapi “amunisi” berupa pembendahraan kata dan referensinya kurang? Begitu kira-kira.
2. Belum paham apa saja “borok” dalam blog saya
Sebenarnya sudah lama sekali saya mendapatkan pembelajaran mengenai cara mengetahui masalah yang ada di dalam blog. Secara teknis, namanya adalah audit web, yaitu serangkaian kegiatan menganalisis kekurangan dan masalah dalam blog dengan memakai tools tertentu.
Hanya saja, otak saya masih belum siap menerima ilmu tersebut. Sebagai newbie, saya “menunda” diri saya untuk mempelajari audit web karena ingin mulai dari yang mudah-mudah dulu. Terlebih lagi, waku saya setiap harinya sangat terbatas untuk bercengkrama dengan blog. Padahal, jika ingin menjadi blogger profesional, langkah ini wajib dipelajari.
Jadi, ketika mendapatkan informasi, ilmu, atau pelatihan dalam komunitas, ilmu tentang audit web atau sejenisnya yang berkaitan dengan membenahi kode-kode, saya save dan keep dulu. Sayangnya, sampai sekarang belum juga mempraktekkannya. Duh.
Maka dari itu, wajar sekali jika sampai saat ini masih cukup “buta” dengan masalah di dalam blog sendiri. Apalah blog yang biasanya saya ibaratkan rumah ini punya atap yang bocor, semen yang melapisi dindingnya salah merek, batu batanya rapuh, apakah pondasinya sudah benar, apa mungkin konstruksi bangunannya salah arah, dan lain-lain.
3. Masih belum bisa memperbaiki masalah yang berkaitan dengan kode HTML
Ketika masih menutup telinga dan mata terhadap ilmu audit web, otomatis saya juga belum bisa memperbaikinya secara mandiri. Terutama yang berkaitan dengan kode-kode yang biasa buat pemrograman yang rumit.
Memang sesekali jika suatu problem blog yang saya hadapi sifatnya urgen, langsung saya perbaiki. Misalnya tiba-tiba ada notifikasi dari Google untuk membenahi robot.txt maka saya langsung tanya ke para senior saat itu juga. Lalu membenahinya sesuai instruksi mereka.
Sesekali juga ada masalah seperti gambar di blog terpotong ketika diposting, maka saya akan tanya langsung ke teman-teman blogger karena itu sifatnya urgen. Sebuah postingan yang diorder oleh klien pastinya harus benar tampilannya secara keseluruhan.
Paling, hanya hal-hal urgen dan spontan yang bisa saya perbaiki. Sisanya, saya belum tahu apa saja kekurangan di dalam blog secara keseluruhan.
4. Memproduksi pendukung konten seperti grafis yang cantik
Saya memang terbiasa mengedit foto atau gambar dengan beberapa aplikasi seperti Paint atau Corel Draw. Namun, keduanya belum saya kuasai untuk benar-benar menghasilkan grafis yang ciamik. Rasanya masih kurang untuk mendukung konten tulisan.
Jadi, PR saya selanjutnya adalah belajar membuat grafis. Salah satu yang ingin saya tempuh adalah yang kata teman-teman blogger mudah untuk dipelajari, yaitu memakai Canva. Hasilnya yang menarik, enak dilihat, informatif, membuat saya tertarik belajar lagi soal pembuatan grafis yang good looking.
Mengenal Site Audit
Apa sih site audit itu? Site audit adalah proses evaluasi terhadap kinerja blog atau website. Ini penting jika kita ingin menjadi blogger profesional. Hal-hal yang dievaluasi dalam site audit antara lain seperti struktur blog, teknis berupa SEO on Page, SEO Off Page, image, konten, user experience, dan lain-lain.
Audit web atau blog bisa menggunakan berbagai pilihan tools atau situs audit blog sesuai minat blogger atau memilih salah satu sebagai tahap eksplorasi. Misalnya bagi saya sendiri, sebenarnya pilihan tools site audit lebih kepada mana yang paling dikuasai dan mudah saya baca sebagai pemula. Tools yang pernah saya coba gunakan antara lain Google Serach Console (GSC), GTMatrix, dan Google Page Speed.
Namun, dari ketiganya ini, yang paling sering adalah GSC karena memang sejak awal pelatihan blog di komunitas selalu menekankan untuk daftar GSC dan menautkannya dengan blog. Sedangkan GTMatrix dan Page Speed sudah lama tidak saya explore lagi. Kesibukan dan belum siap menerima ilmunya menjadi alasan utama.
Nah, belakangan ini saya mendapatkan banyak sekali problem di blog. Salah satunya adalah menurunnya traffik akibat halaman tidak mobile-friendly. Padagal secara kasat mata tampilan blog saya terlihat baik-baik saja dan eye cathing.
Ternyata penglihatan Search Engine’s Result Page (SERP) tidak dekimian. Saya yang masih pemula kebingungan juga bagaimana memperbaikinya. Begitu juga belum tahu betul apa saja celah dan kekurangan dalam internal “rumah” blog saya.
Alasan Ingin Mempelajari Site Audit Web
Sampai sejauh ini, rasanya saya sudah waktunya mulai membuka mata dan telinga terhadap masalah perbaikan inernal blog. Sama seperti pemilik rumah yang walau tidak tahu ilmu tentang bangunan ataupu arsitektur, tapi harus paham apa saja masalah yang terjadi dalam rumah.
Dengan begitu, bisa diperbaiki sebelum terlambat. Jangan sampai postingan sudah ribuan, baru melakukan site audit. Meskipun saat ini blog saya juga termasuk sudah lama dan ada ratusan postingan yang mungkin nanti hasil auditnya ada banyak PR.
Selain itu, kondisi sekarang ini saya sudah lumayan siap menyimak dan mempraktikkan audit web. Tidak seperti ketika masih beberapa bulan terjun dalam dunia blog yang masih harus belajar on page SEO, ketika disuguhi masalah audit web, langsung sport jantung dan tepar.
Walau mungkin bakalan pusing juga, tapi setidaknya tidak terlalu asing dan kaget.
Alasan utamanya adalah memang ingin tahu apa saja masalah yang ada dalam blog. Dengan begitu tidak akan terlambat mengetahuinya. Menjadi blogger profesional harus bisa mengetahui dan mengatasi masalah dalam “rumah” sendiri.
Apakah Blogger Masih Bisa Bertahan dengan Adanya Youtuber?
Jika kita membahas blog, yang sering menjadi pertanyaan adalah apakah blog masih bagus untu kita lakoni? Terlebih mengingat adanya media yang lebih kekinian seperti YouTube. Kalau saya jawab, tentu saja blog saat ini masih bagus untuk kita jalani.
Alasannnya karena kebutuhan pembaca terhadap informasi dalam bentuk teks juga masih tinggi. Tips mengatasi rasa cemas ketika akan tampil di atas panggung misalnya, tentunya akan enak disajikan dan disimak dalam bentuk tulisan.
Selain itu, berbagai konten yang biasanya menerangkan hal mendalam lebih cocok jika kita baca di sebuah website, bukan dalam bentuk video. Misalnya menyajikan informasi tenang kesehatan yang memerlukan berbagai argumentasi, kutipan dari berbagai pakar, dan lain-lain.
Jadi, sebenarnya antara YouTube dan blog punya peran dan fungsi masing-masing. Ada konten yang enak kita konsumsi dengan bentuk video, ada juga yang lebih pas dengan tulisan. Hal-hal yang memerlukan visualisasi biasanya lebih pas dengan bentuk video, seperti cara kereta lokomotif beroperasi, mengenalkan spesifikasi kendaraan, atau sekedar hiburan seperti video satisfying.
Peran Seorang Blogger di Indonesia
Jika menyimak tulisan saya ini, mungkin pembaca jadi bertanya-tanya apa sih peran blogger di Indonesia? Apakah sekedar menjadi mata pencaharian saja yang manfaatnya hanya untuk blogger sendiri dalam mencukupi kebutuhan hidup?
Sebenarnya, blogger punya peran penting untuk masyarakat, khususnya pembaca. Jadi, selain sebagai mata pencaharian, ada kiprah lainnya yang tidak bisa kita abaikan ketika menjadi blogger profesional.
1. Memberikan Edukasi
Ada banyak blogger yang menulis untuk tujuan memberikan edukasi. Bahkan meluruskan pemahaman yang dirasa keliru di tengah masyarakat. Mereka menulis dengan latar belakang keresahan akan suatu hal, kemudian menuangkannya secara mendalam lewat tulisan.
Beberapa jenis blog atau konten tulisan yang punya misi berupa edukasi biasanya mengusung topik khusus sesuai kecenderungan hobi atau pemikiran mendalam si pemilik blog. Di antara contohnya adalah yang membahas isu lingkungan, membahas tentang kelestarian hutan, menyuarakan gender aquality, hingga kritik terhadap budaya di tempat tinggalnya.
2. Inspirasi Positif
Menjadi blogger profesional artinya juga punya tulisan yang memberi inspirasi positif. Tidak semua media berita atau website besar mewadahi kebutuhan pembaca. Kadang sebuah informasi lebih mengena disajikan oleh blogger dalam blognya.
Misalnya blog yang isinya membahas sebuah tema spesifik seperti membagikan tulisan tentang anak berkebutuhan khusus, travel blogger yang menceritakan suatu daerah secara mendalam, cerita travelling ke luar negeri supaya menjadi inspirasi untuk pembacanya, atau hal sederhana seperti mencurahkan seluk beluk dalam menjalani rumah tangga. Tulisan personal tersebut lebih mengena karena merupakan pengalaman pribadi.
Beberapa blogger seperti tertuang dalam buku Blog at First Sight menceritakan bahwa tulisannya yang awalnya hanya berbagi pengalaman atau hanya menuangkan cerita di blog, justru mendapatkan banyak pengunjung dan pada akhirnya terjadi interaksi dengan pembaca. Ketika isi blog tersebut bermanfaat, maka peran seorang blogger di Indonesia bisa menjadi inspirasi yang positif.
3. Salah Satu Pekerjaan Profesional
Bagaimanapun, sebuah pekerjaan menyumbang peran penting bagi negara. Blogger yang menjadikan medianya sebagai sebuah profesi juga berkontribusi dalam menjalankan roda ekonomi di Indonesia.
Sebagai influencer, kehadiran blogger membantu UMKM hingga brand besar dalam menjalankan strategi digital merketingnya. Sama seperti peran struktur lainnya dalam sebuah usaha, maka blogger adalah pihak yang juga penting dalam dunia bisnis.
Blogging juga merupakan keahlian yang patut dihargai karena dengan itu bisa membuat seseorang mampu menghidupi diri sendiri dan keluarganya. Bahkan tidak sedikit blogger yang juga mampu membangun bisnis digital yang membuka lapangan kerja bagi banyak orang.
Jadi selain berperan memberikan inspirasi, edukasi, kehadiran blogger mengurangi angka pengangguran dengan menjadi ujung tombak dunia digital marketing.
Teman-teman juga bisa melangkah dari sekarang. Bagi yang sudah memiliki blog sendiri, bisa langsung bergabung dalam komunitas blogger dan ikuti setiap pelatihan yang ada di sana. Menjadi blogger profesional tidak instan, tapi selalu nikmati prosesnya.