Pengenalan Literasi dan Pentingnya Literasi Media
Pertemuan 1: Literasi Media
Dalam era informasi digital saat ini, masyarakat dibanjiri oleh arus data, berita, dan konten yang begitu cepat dan masif. Kehadiran media massa dan media digital, seperti televisi, portal berita daring, hingga media sosial, menjadikan informasi dapat diakses oleh siapa pun, kapan pun, dan di mana pun. Namun, derasnya arus informasi ini tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas serta kebenarannya. Di sinilah pentingnya literasi media—sebuah keterampilan yang tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga kritis, agar masyarakat mampu memilah, menilai, dan memanfaatkan informasi dengan bijak.
Konsep Dasar Literasi
Secara etimologis, literasi berasal dari bahasa Latin literatus yang berarti “orang yang belajar” atau “melek huruf.” Pada awalnya, literasi hanya dipahami sebatas kemampuan membaca dan menulis. Namun, pemahaman ini berkembang seiring dengan perubahan zaman. UNESCO (2006) mendefinisikan literasi sebagai kemampuan untuk mengidentifikasi, memahami, menafsirkan, menciptakan, berkomunikasi, dan menghitung, menggunakan materi cetak maupun tertulis dalam berbagai konteks.
Dengan demikian, literasi bukan sekadar kemampuan membaca teks, tetapi juga melibatkan proses berpikir kritis, memahami makna, dan menghubungkannya dengan realitas sosial. Perkembangan definisi ini kemudian melahirkan berbagai jenis literasi baru, salah satunya adalah literasi media.
Literasi Media: Definisi dan Teori
Literasi media dapat dipahami sebagai kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan memproduksi pesan melalui berbagai bentuk media (Potter, 2013). Teori utama dalam literasi media adalah bahwa audiens bukanlah penerima pasif, melainkan individu yang memiliki kapasitas untuk menafsirkan dan mengkritisi pesan media.
Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) melalui teori Uses and Gratifications menegaskan bahwa pengguna media memiliki motivasi aktif dalam mengonsumsi media sesuai kebutuhan, seperti hiburan, informasi, identitas pribadi, maupun interaksi sosial. Maka, literasi media mengajarkan mahasiswa untuk menyadari motivasi tersebut sekaligus bersikap kritis terhadap isi media yang dikonsumsi.
Pentingnya Literasi Media
- Mencegah Hoaks dan Disinformasi
Di era digital, hoaks menyebar lebih cepat daripada klarifikasi. Mahasiswa yang melek literasi media akan lebih kritis dalam membedakan informasi yang valid dan palsu. - Membangun Keterampilan Berpikir Kritis
Literasi media melatih mahasiswa untuk tidak menerima informasi mentah-mentah, melainkan menganalisis sudut pandang, kepentingan, dan dampak dari suatu pesan media. - Meningkatkan Partisipasi Demokratis
Dengan literasi media, individu dapat berpartisipasi secara lebih sadar dalam kehidupan demokratis, misalnya memahami isu politik, ekonomi, atau sosial dengan lebih objektif. - Mengembangkan Etika Bermedia
Literasi media juga meliputi kemampuan dalam memproduksi konten. Hal ini mendorong mahasiswa untuk menciptakan konten yang bermanfaat, beretika, dan tidak melanggar hak orang lain.
Visualisasi Konsep dalam Kehidupan Nyata
Agar mahasiswa lebih mudah memahami konsep literasi media, berikut adalah contoh aplikasinya:
- Kasus Penyebaran Hoaks: Misalnya, ketika beredar berita di WhatsApp tentang obat herbal yang diklaim dapat menyembuhkan semua penyakit. Mahasiswa yang memiliki literasi media akan memverifikasi informasi tersebut melalui situs resmi Kementerian Kesehatan atau jurnal ilmiah sebelum menyebarkannya kembali.
- Analisis Iklan Televisi: Ketika melihat iklan produk kecantikan yang menjanjikan hasil instan, mahasiswa dengan literasi media dapat menganalisis unsur framing iklan, motif ekonomi di balik pesan, dan dampaknya pada standar kecantikan di masyarakat.
- Penggunaan Media Sosial: Literasi media mengajarkan mahasiswa untuk tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga produsen konten yang bijak. Misalnya, membuat konten edukatif di Instagram atau TikTok dengan memperhatikan validitas data dan bahasa yang santun.
Visualisasi ini bisa divisualkan di kelas dengan:
- Gambar perbandingan berita hoaks vs berita klarifikasi
- Infografis proses analisis iklan
- Contoh postingan media sosial yang mendidik dan menyesatkan
Relevansi Literasi Media dalam Pendidikan Tinggi
Bagi mahasiswa, literasi media bukan sekadar keterampilan tambahan, melainkan kebutuhan. Dunia akademik menuntut kemampuan mencari, menyeleksi, dan mengolah informasi dari berbagai sumber, baik buku, jurnal, maupun internet. Literasi media menjadi bekal penting agar mahasiswa tidak terjebak pada sumber yang tidak kredibel.
Lebih jauh lagi, literasi media selaras dengan visi perguruan tinggi dalam membentuk insan cendekia yang kritis, mandiri, dan berintegritas. Dengan literasi media, mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat, terutama dalam menghadapi tantangan era digital.
Penutup
Literasi media adalah keterampilan esensial di era digital. Bukan hanya sekadar memahami isi media, tetapi juga melatih kemampuan kritis, etis, dan produktif dalam bermedia. Melalui literasi media, mahasiswa diharapkan tidak hanya menjadi konsumen informasi, tetapi juga produsen konten yang bermanfaat bagi masyarakat. Pertemuan pertama ini menjadi langkah awal untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya literasi media dalam kehidupan akademik maupun sosial.
Daftar Referensi
- Katz, E., Blumler, J. G., & Gurevitch, M. (1974). Uses and Gratifications Research. Public Opinion Quarterly, 37(4).
- Potter, W. J. (2013). Media Literacy. SAGE Publications.
- UNESCO. (2006). Education for All Global Monitoring Report: Literacy for Life. Paris: UNESCO.
- Baran, S. J., & Davis, D. K. (2012). Mass Communication Theory: Foundations, Ferment, and Future. Boston: Wadsworth.
- Livingstone, S. (2004). Media Literacy and the Challenge of New Information and Communication Technologies. The Communication Review, 7(1).