Komunikasi, Pemasaran, dan Komunikasi Pemasaran Terpadu
Pertemuan 1: Komunikasi Pemasaran Terpadu
Komunikasi, Pemasaran, dan Komunikasi Pemasaran Terpadu
1. Definisi Komunikasi
Komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan dari komunikator (pengirim) kepada komunikan (penerima) melalui suatu saluran tertentu, dengan tujuan agar pesan dipahami dan menghasilkan efek tertentu.
Menurut Effendy (2017), komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) yang berarti bagi kedua belah pihak. Sedangkan Cangara (2014) menegaskan bahwa komunikasi merupakan kegiatan yang bersifat dinamis, dua arah, dan melibatkan interaksi.
Visualisasi:
Bayangkan sebuah lingkaran berisi sumber pesan → saluran → penerima → umpan balik. Di tengah lingkaran tersebut ada “noise” atau gangguan, seperti suara bising atau misinformasi. Lingkaran ini menggambarkan model komunikasi klasik Shannon & Weaver, tetapi dapat dimodifikasi dengan nuansa visual: panah dua arah untuk menunjukkan interaksi timbal balik.
2. Definisi Pemasaran
Pemasaran adalah serangkaian kegiatan untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan, dan menukar penawaran yang bernilai bagi konsumen dan masyarakat.
Kotler & Keller (2009) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan manajerial di mana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Sementara Tjiptono (2019) menjelaskan pemasaran sebagai sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang serta jasa untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
Visualisasi:
Sebuah diagram segitiga dengan tiga sisi utama:
- Produk/Jasa – apa yang ditawarkan
- Harga – nilai yang ditetapkan
- Promosi & Distribusi – cara menyampaikan produk ke konsumen
Di dalam segitiga tersebut ada kata “Kebutuhan Konsumen” sebagai pusat perhatian.
3. Definisi Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah kegiatan menyampaikan pesan tentang produk atau jasa kepada konsumen dengan tujuan memengaruhi sikap, perilaku, dan keputusan pembelian.
Menurut Kotler & Keller (2016), komunikasi pemasaran mencakup sarana yang digunakan perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen mengenai produk dan merek yang mereka jual. Sementara menurut Shimp (2014), komunikasi pemasaran adalah segala bentuk komunikasi yang bertujuan memengaruhi opini, sikap, dan perilaku konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan.
Visualisasi:
Bayangkan sebuah peta media yang terdiri dari:
- Above the Line (ATL): iklan TV, radio, majalah
- Below the Line (BTL): event, brosur, merchandising
- Digital/Online: media sosial, iklan digital, influencer
Semua jalur komunikasi mengarah ke konsumen di tengah lingkaran, menandakan bahwa tujuan akhirnya adalah membangun hubungan dan memengaruhi konsumen.
4. Komunikasi Pemasaran Terpadu (Integrated Marketing Communication – IMC)
Komunikasi pemasaran terpadu (IMC) adalah pendekatan strategis yang mengintegrasikan berbagai saluran komunikasi dan pesan agar konsisten, saling mendukung, dan efektif dalam menyampaikan nilai kepada konsumen.
Menurut Schultz, Tannenbaum, & Lauterborn (1993), IMC adalah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi (iklan, promosi penjualan, PR, pemasaran langsung, dan media digital) serta menggabungkannya untuk mencapai dampak maksimal.
Sedangkan di Indonesia, Tjiptono (2019) menjelaskan IMC sebagai penyatuan semua bentuk komunikasi pemasaran dalam satu strategi yang koheren untuk menciptakan konsistensi pesan kepada konsumen.
Visualisasi:
Bayangkan puzzle dengan beberapa potongan: iklan, PR, promosi, event, media sosial, dan direct marketing. Jika potongan tersebut terpisah, gambarnya tidak jelas. Tetapi ketika disatukan, puzzle itu membentuk brand image yang kuat dan konsisten.
Referensi
- Effendy, Onong Uchjana. (2017). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Cangara, Hafied. (2014). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.
- Tjiptono, Fandy. (2019). Pemasaran Jasa: Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Yogyakarta: Andi.
- Soemanagara, R. (2012). Strategi Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
- Morissan. (2010). Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana.
- Alma, Buchari. (2018). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
- Kotler, P., & Keller, K. L. (2016). Marketing Management (15th ed.). Pearson.
- Shimp, T. A. (2014). Advertising, Promotion, and Other Aspects of Integrated Marketing Communications. Cengage Learning.
- Schultz, D. E., Tannenbaum, S. I., & Lauterborn, R. F. (1993). Integrated Marketing Communications. NTC Business Books.
Studi Kasus Lokal: Komunikasi Pemasaran dan IMC
1. Komunikasi Pemasaran: Kampanye Indomie “Indomie Seleraku”
Indomie sudah lama menggunakan komunikasi pemasaran yang konsisten. Slogan “Indomie Seleraku” dipakai dalam berbagai media sejak tahun 1980-an hingga sekarang.
- Media yang digunakan: iklan TV, billboard, dan kemasan produk.
- Pesan utama: Indomie bukan sekadar mi instan, tetapi bagian dari kebiasaan makan masyarakat Indonesia.
- Efek komunikasi: Konsumen tidak hanya membeli produk, tetapi juga mengingat merek sebagai “teman makan sehari-hari”.
Visualisasi:
Bayangkan gelombang suara dari satu sumber (perusahaan) → menyebar ke berbagai media (TV, radio, cetak) → sampai ke telinga konsumen.
2. Komunikasi Pemasaran Terpadu (IMC): Kampanye Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” (WIB)
Tokopedia berhasil menerapkan strategi IMC dalam kampanye Waktu Indonesia Belanja (WIB).
- Iklan TV & Digital: menayangkan iklan dengan artis populer.
- PR & Event: mengadakan konser virtual “Tokopedia WIB”.
- Promosi Penjualan: diskon dan cashback besar selama periode WIB.
- Media Sosial: hashtag #WaktuIndonesiaBelanja trending di Twitter dan Instagram.
- Kolaborasi: menggandeng UMKM lokal untuk ikut serta.
Semua saluran komunikasi ini menyampaikan pesan konsisten: belanja online hemat, mudah, dan menyenangkan di Tokopedia.
Visualisasi:
Bayangkan lingkaran pusat (Tokopedia) dikelilingi oleh panah-panah ke berbagai elemen (Iklan TV, Media Sosial, Promosi, Event, PR). Semua elemen tersebut kembali mengarah ke konsumen.
3. Kombinasi Komunikasi Pemasaran & IMC: Kampanye Kopiko “Kopiko 78°C”
Kopiko meluncurkan produk minuman kopi dalam botol dengan kampanye kreatif.
- Komunikasi Pemasaran: iklan TV menampilkan “kopi enak seperti kopi café, tapi lebih praktis.”
- IMC: diperkuat dengan sampling produk di minimarket, promosi di media sosial (Instagram, YouTube), sponsor acara musik, hingga penggunaan influencer.
- Pesan konsisten: Kopiko 78°C = kopi praktis, enak, bisa dinikmati kapan saja.
Visualisasi:
Sebuah puzzle dengan potongan berbeda (iklan TV, influencer, promosi toko, event musik) yang jika digabung membentuk gambar produk Kopiko 78°C yang utuh.
Manfaat Studi Kasus untuk Mahasiswa
- Mahasiswa bisa melihat bagaimana teori (komunikasi, pemasaran, IMC) diterapkan dalam praktik nyata.
- Contoh lokal lebih mudah dipahami karena dekat dengan kehidupan sehari-hari.
- Visualisasi memudahkan mahasiswa membayangkan integrasi pesan lintas media.
👉 Dengan contoh-contoh ini, mahasiswa bisa memahami bahwa komunikasi pemasaran bukan hanya iklan tunggal, melainkan serangkaian strategi komunikasi yang saling melengkapi untuk menciptakan dampak lebih besar.
Diskusi Studi Kasus: Komunikasi Pemasaran & IMC
Kasus 1: Indomie “Indomie Seleraku”
Pertanyaan Diskusi:
- Mengapa slogan “Indomie Seleraku” bisa bertahan puluhan tahun?
- Apa kelebihan dan kelemahan menggunakan satu pesan komunikasi secara konsisten dalam jangka panjang?
Analisis Jawaban:
- Kelebihan:
- Membentuk brand recall yang sangat kuat.
- Konsumen langsung mengasosiasikan kata “seleraku” dengan Indomie.
- Efektif dari sisi biaya karena tidak perlu sering ganti pesan.
- Kelemahan:
- Pesan bisa terasa monoton bagi generasi baru.
- Tantangan menjaga relevansi dengan tren pasar yang berubah.
- Kunci keberhasilan: konsistensi pesan dipadukan dengan variasi media (iklan TV, kemasan, billboard).
Kasus 2: Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja (WIB)”
Pertanyaan Diskusi:
- Bagaimana Tokopedia memanfaatkan komunikasi pemasaran terpadu (IMC) dalam kampanye WIB?
- Mengapa konsistensi pesan penting dalam strategi IMC Tokopedia?
- Jika Anda manajer komunikasi pemasaran, apa yang akan ditambahkan agar kampanye lebih efektif?
Analisis Jawaban:
- Pemanfaatan IMC: Tokopedia menggabungkan iklan TV, digital ads, event konser virtual, promosi penjualan, hingga media sosial dengan pesan yang sama: “belanja online hemat & menyenangkan.”
- Konsistensi pesan: memastikan konsumen tidak bingung, membangun trust, dan memperkuat positioning Tokopedia sebagai e-commerce yang dekat dengan kebutuhan konsumen.
- Strategi tambahan (opsional mahasiswa):
- Kolaborasi lebih banyak dengan konten kreator lokal.
- Penggunaan data personalisasi agar promosi terasa lebih relevan.
- Aktivasi offline (contoh: pop-up store Tokopedia).
Kasus 3: Kopiko 78°C
Pertanyaan Diskusi:
- Bagaimana Kopiko membangun citra “kopi café dalam botol” melalui komunikasi pemasarannya?
- Apakah integrasi berbagai saluran komunikasi (iklan TV, influencer, sampling, event musik) efektif dalam memperkenalkan produk baru?
- Apa risiko jika pesan di setiap saluran tidak konsisten?
Analisis Jawaban:
- Citra kopi café: dibangun melalui pesan iklan “praktis tapi enak,” ditambah visualisasi kopi panas di botol yang menarik perhatian.
- Efektivitas IMC:
- Sampling → memberi pengalaman langsung.
- Influencer → menambah trust & tren di kalangan anak muda.
- Event musik → menargetkan segmen gaya hidup.
- Iklan TV → memperluas jangkauan.
- Risiko pesan tidak konsisten: konsumen bingung, brand image melemah, bahkan bisa menurunkan kepercayaan. Contoh: jika iklan menyebut “kopi premium,” tapi di media sosial hanya ditonjolkan sebagai “kopi murah,” konsumen akan ragu.
Manfaat Diskusi Ini untuk Mahasiswa
- Mahasiswa belajar menganalisis praktik nyata, bukan hanya teori.
- Melatih critical thinking dengan menimbang kelebihan & kelemahan strategi.
- Menyadari pentingnya integrasi pesan dan konsistensi brand dalam komunikasi pemasaran.