Membangun Personal Branding Lewat Aplikasi Siap Kerja QuBisa
Aplikasi siap kerja QuBisa sangat membantu saya dalam membangun personal branding. Apa sih personal branding itu, apa manfaatnya dalam karir, dan bagaimana cara meningkatkan personal branding ini? Yuk, simak selengkapnya.
Lika-liku Saya dalam Memahami Personal Branding
Sejak dulu, saya begitu mendewakan ijazah untuk siap berkarir. Bahkan hingga kuliah Pascasarjana, saya adalah tipe orang yang lebih tertarik belajar di dalam kelas ketimbang mengasah hobi ataupun keterampilan.
Padahal, saya memiliki sebuah passion yang telah lama saya coba jalankan. Namun, karena tidak cepat “menghasilkan” dan terpengaruh berbagai keadaan, saya pun fokus belajar saja. Apalagi, kesibukan mengurus rumah tangga dan kuliah rasanya membuat saya tidak punya waktu lebih untuk meniti karir dan passion.
Saran untuk Membangun Personal Branding dari Teman
Hingga pada momen mendekati wisuda, saya meminta saran beberapa teman seangkatan mengenai peluang lapangan kerja untuk saya. Alasannya, waktu itu saya hanya punya modal gelar dan prestasi akademik untuk bisa “dijual” dalam karir ke depan.
Sharing tersebut memancing saran dari salah satu teman yang telah lama berkarir di bidang penyiaran. Dia menyarankan saya untuk membranding diri. “ Sekarang ini bukan zamannya ngandelin ijazah, lho.”
Meskipun saya sedikit banyak paham apa itu branding diri, namun saya masih belum mengerti cara yang benar dalam melakukannya. Apakah cukup dengan memposting hal-hal positif di media sosial atau status WhatsApp? Atau mulai mendekati dosen senior pada karir yang saya targetkan?
Yups, pada saat kuliah S2 itu saya berharap bahwa gelar akademik dan ilmu yang saya pelajari dapat mengantarkan saya pada profesi sebagai dosen. Namun, ternyata untuk mencapai tujuan itu tidak instan. Meskipun telah wisuda, banyak lulusan S2 menunggu cukup lama.
Ada yang satu tahun, dua tahun, bahkan enam tahun. Lalu ngapain aja selama bertahun-tahun pasca wisuda? Pekerjaan mereka beragam. Ada yang bekerja berdasarkan tuntutan kebutuhan yang pragmatis, ada yang menekuni bisnis, bahkan ada yang pekerjaanya melenceng jauh dari jurusan kuliahnya.
Semua itu adalah bukti bahwa profesi kita sangat ditentukan oleh personal branding. Tanpa itu, rasanya akan sulit meyakinkan penerima kerja. Kecuali, kita berniat menjalankan bisnis mandiri di rumah, ya.
Peluang Kerja Lebih Besar Bagi Mereka yang Punya Nilai Tambah
Oh ya, setiap kali membicarakan lowongan dosen di kampus, saya selalu mendapati keyataan ini. Menjadi dosen kontrak maupun dosen tetap (non PNS) pun, orang yang memiliki “nilai tambah” lebih diperhitungkan ketimbang hanya menenteng lembaran kertas ijazah.
Dosen-dosen yang sudah senior di kampus menyampaikan bahwa kampus membutuhkan alumni yang sudah berpengalaman kerja dalam bidang praktis. Nama teman-teman yang telah berpengalaman dalam jurnalistik lapangan sering disebut dan dihubungi.
Mengapa? Tentu saja mereka lebih dibutuhkan karena nantinya dapat memberikan insight lebih baik untuk mahasiswa ketimbang yang mengajarkan teori semata.
Mengapa mereka yang tidak mengejar karir dosen itu justru dicari oleh kampus? Semua karena mereka tahu cara meningkatkan personal branding, sehingga punya nilai lebih.
Apakah Saya Sudah Punya Branding Diri yang Bagus?
Kemudian, saya pun mulai melakukan refleksi diri pada saat itu. Apakah saya sudah membangun brand saya sendiri? Apa value yang saya miliki sehingga orang akan tertarik? Apakah dengan kondisi saya saat ini dan apa yang saya punya saat ini sudah cukup memiliki nilai “jual” untuk target karir saya?
Jawabannya, saya kira, belum. Sepertinya saya belum siap bersaing dengan teman-teman saya yang telah memiliki nilai lebih. Punya keunikan dan keterampilan masing-masing. Saya pun harus meningkatkan kemampuan diri supaya bisa bersaing di dunia karir ke depan.
Lalu, apa rencana saya selanjutnya? Nanti kita lanjutkan ya, teman-teman.
Ilmu Membangun Personal Branding Gratis di Aplikasi Siap Kerja QuBisa
Beruntung sekali, Aplikasi Siap Kerja QuBisa menolong kegalauan saya. Saya menemukan kursus online gratis dengan judul “Personal Branding, Tips Sukses Menampilkan “Nilai Jual” Diri Anda dalm Meniti Karir”.
Pemateri kelas ini adalah Pak Bayu Setiaji, Konsultan Senior untuk Manajemen dan Rekayasa Sumber Daya Manusia. Beliau telah berpengalaman sebagai konsultan untuk layanan Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan banyak lagi.
Dalam kursus online gratis ini, Pak Bayu memberikan materi dalam bentuk file PDF dan video dengan durasi 27 menit. Saya senang karena bisa melihat dan membaca materinya berulang kali.
Apa Itu Personal Branding?
Personal branding adalah bagaimana cara kita dapat mengatur persepsi orang lain terhadap kita. Kita buat pencitraan diri sesuai harapan kita.
Apakah itu terkait penampilan, sikap, keterampilan, dan lain-lain. Umpamanya ketika kita medengar kata “Steve Jobs”. Apa yang terlintas di benak kita? Tentunya kita mungkin langsung memperoleh persepsi, “Orang yang visioner, kreatif, unik, cerdas, dan CEO Apple yang sukses.”
Itulah gambaran brand diri. Lalu, apa yang kira-kira orang pikirkan jika mendengar nama saya? Saya pun mencoba memikirkan, apa yang sekiranya orang persepsikan jika mendengar nama saya? Nah, itulah tugas kita dalam membangun dan meningkatkan personal branding ini.
Cara Membangun Personal Branding dalam Aplikasi Siap Kerja QuBisa
Ketika saya menyimak kelas ini, saya menyadari bahwa branding diri bukanlah sebatas menampilkan hal-hal positif kepada orang lain. Bukan sekedar pencitraan supaya mendapat pekerjaan atau pengakuan.
Ada proses panjang “di balik layar” yang harus kita usahakan terlebih dahulu. Ibarat bisnis, kita harus punya bisnis plan terlebih dahulu, produk yang berkualitas dan unik, baru kita bicara soal pemasaran.
Begitu juga dalam personal branding. Ada proses pengalaman hidup, sudut pandang, tindakan, meningkatkan kemampuan, dan mengubah cara orang lain dalam manilai kita, lalu lahirlah brand diri kita.
Pak Bayu mengatakan, “Untuk dapatmemenangkan persaingan, Anda harus dapat berbeda dengan yang lain.” Saya kira itu adalah tantangan yang besar dan butuh usaha lebih.
Setidaknya ada lima tahap yang perlu kita lakukan untuk membentuk branding diri. Apa saja?
1. Tentukan Tujuan Hidup (Purpose)
Menentukan tujuan hidup atau purpose ini adalah langkah awal yang menjadi dasar untuk membangun citra diri. Jangan sampai kita tidak punya tujuan yang jelas dan konsisten.
Misalnya, ingin menjadi wanita karir yang sukses dan mandiri secara finansial, ingin menempati posisi jabatan tertinggi di bagian keuangan, dan lain-lain. Itu harus kita tetapkan dulu.
2. Apa Saja Nilai Diri yang Ingin Kita Punya (Value)
Nilai diri atau values ini biasanya berupa keunggulan terpendam dalam diri kita berkaitan dengan moral dan karakter. Misalnya karakter diri yang tegas, jujur, tekun, berdedikasi, dan sebagainya.
Kira-kira, nilai apa yang kita punya? Coba gali, ya teman-teman.
3. Sikap Konsisten yang Perlu Kita Bangun (Attitude)
Setelah nilai, lalu kita melangkah kepada ranah sikap atau attitude. Umpamanya sikap ramah, sederhana, supel, integritas, dan sebagainya. Biasanya ini nampak pada perbuatan kita.
4. Apa Hasrat Hidup yang Kita Punya? (Passion)
Nah, ini berkaitan dengan minat dan bakat. Apa keterampilan yang bisa kita “jual”? Apakah menjadi seorang presenter, menulis, mengajar, menggambar, dunia seni, pemrograman, dan sebagainya.
5. Coba Temukan 6 Kata yang Menggambarkan Diri Kita (Six Words)
Pada tahap ini, kita sudah mulai memiliki branding diri yang nampak. Misalnya seperti contoh figur Najwa Syihab yang cerdas, tajam, peduli, dipercaya, toleransi, dan ramah.
Dari lima tahap ini, sesunggunya kita dituntut menjadi diri sendiri. Menggali potensi diri dan mengasahnya. Barulah kita bisa menjadi pribadi yang punya “nilai jual” ketika ingin bekerja di sebuah perusahaan, instansi, dan dalam bidang apa saja.
Pak Bayu Setiaji mengutip kata-kata dari Paul Potts pada sesi kursus di aplikasi belajar online ini, “Tumbuhkan potensi terbaik yang terpendam dalam diri Anda Jauh Lebih Penting daripada berusaha ‘menjadi yang terbaik’.”
Itulah yang membuat kita nantinya punya keunikan dan “nilai jual”. Teman-teman bisa menerapkan lima langkah tadi kepada diri masing-masing. Silahkan coba.
Meningkatkan Citra Diri di Mata Orang Lain
Pada tahap ini, anggaplah kita sudah memiliki brand diri. Kita tidak berhenti sampai di sini, tapi harus terus melakukan evaluasi, meperbaiki yang kurang dan terus meningkatkan personal branding.
Saya pernah memiliki teman waktu SMA yang saya kira punya effort branding diri yang sangat baik. Bahkan, dalam pandangan saya, jarang orang berani melakukannya. Apa itu?
Terlihat sederhana tapi sulit dilakukan, yaitu senang mendengarkan penilaian orang lain tentang dirinya dan berusahamemperbaikinya.
Masih ingat, kala itu kami sedang naik angkot menuju pusat kota Tasikmalaya untuk belanja kebutuhan OSIS. Di perjalanan, kami bercerita banyak hal. Kemudian, sampai pada percakapanan di mana teman saya meminta saya menilai dirinya, yang baik atau yang buruk silahkan, katanya.
Tentu saja saya merasa tidak nyaman. Meskipun saya punya persepsi yang baik tentangnya, tapi tetap saja merasa serba salah. Jika yang saya sampaikan pujian semua, saya khawatir kalau nanti dia kira saya menyembunyikan kebenaran. Jika ada kritik, takut teman saya itu tersinggung.
Akhirnya, saya memutuskan untuk mengatakan semua hal yang baik saja tentang dia. Meski dalam hati, sebenarnya ada dua kekurangan yang harus dia perbaiki. Namun, saya urungkan mengingat kami sedang dalam perjalanan dan takut menimbulkan salah faham. Lagipula, kekurangan itu bukanlah masalah berarti.
Padahal, belakangan saya tahu bahwa dia memang mencari penilaian dirinya itu dari banyak orang. Malah, ada beberapa orang yang katanya memberi kritik dan saran atas kekurangan yang ia miliki. Dia menyikapi dengan biasa saja dan menganggap sebagai masukan yang baik.
Nah, sepenggal cerita teman saya ini ternyata juga ada dalam tips meningkatkan citra diri yang disampaikan Pak Bayu dalam aplikasi belajar online ini. Apa saja?
- Lebih banyak mendengar
- Mau mendengarkan masukan dari orang lain
- Berfikir positif
- Mengakui kekurangan diri dan berusaha memperbaikinya
- Meningkatkan rasa percaya diri
- Membangun relationship dengan banyak tipe orang
- Menyesuaikan dengan gaya dan tipe masing-masing orang.
Jujur saja, semua sikap dalam tips di atas itu ada pada diri teman saya. Pantas saja dia begitu karismatik, banyak memiliki sahabat, dan dipercaya menjadi ketua OSIS. Prestasinya juga tidak kalah bagus. Selalu rangking satu di kelas.
Walaupun itu adalah kisah di masa SMA dan bukan dunia karir, namun semua cara agar kita lebih baik lagi, harus memiliki sikap tersebut. Jika citra diri semakin baik, maka kita akan dapat bersaing di dunia karir.
Lapang dada menerima masukan dan kritik. Lalu, memperbaiki kakurangan.
Tips Mempertahankan Brand Diri
Cara meningkatkan personal branding bukan soal “menjual diri” saja. Rupanya, ada usaha sungguh-sungguh “di balik layar” yang membentuk diri kita. Begitu juga dalam mempertahankannya, ada tips yang harus kita lakukan.
- Yakinlah bahwa yang kita lakukan akan membuat kita menjadi sukses
- Lakukan values, attitude, passion yang sudah kita kuatkan sebagai kebiasaan.
- Jangan lekas menyerah karena ketidaknyamanan saat melakukan perubahan.
- Jadikanlah kebiasaan tersebut menjadi budaya diri untuk menggapai kesuksesan
Kita pasti sering mendengar kalimat “ke luar dari zona nyaman”. Itulah yang terjadi ketika membangun brand diri. Melangkah dengan yakin, menjadikan nilai dan sikap diri yang terbaik sebagai kebiasaan, tidak lekas menyerah saat ada ketidaknyamanan, dan menjadikan semua perjuangan itu sebagai budaya.
Jadi, membangun brand diri adalah proses panjang di mana kita membudayakan perjuangan dan menikmati proses. Apakah itu perbaikan nilai, sikap, meningkatkan hard skill dan soft skill, hingga berani menujukkan diri secara positif di depan orang lain. Khususnya di mata penerima kerja bagi yang baru melamar pekerjaan dan di lingkungan kerja bagi yang bertujuan meningkatkan jenjang karirnya.
Meningkatkan Skill Bersama Aplikasi Siap Kerja QuBisa
Aplikasi siap kerja QuBisa punya banyak sekali pilihan kursus online gratis dengan berbagai materi untuk upskilling dan reskilling. Dua proses yang sangat penting dalam dunia karir.
Manfaatnya tidak hanya untuk perusahaan dan instansi tempat kita bekerja, tapi akan memberikan timbal balik yang positif untuk diri sendiri juga.
Upskilling dan reskilling ada pada tahap keempat dalam proses membangun personal branding kita sebagaimana yang disampaikan Pak Bayu. Namun, kedua hal inilah yang seringkali lebih menjadi “produk unggulan” yang bisa kita tawarkan dalam dunia karir.
Mengapa? Skill adalah modal yang berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan. Sebuah universitas memerlukan tenaga pengajar dengan keterampilan mengajar yang bagus, ilmu yang luas dan mendalam, serta pengalaman kerja di bidang yang related dengan jurusan. Poin terakhir ini akan menjadi nilai tambah.
Untuk saya sendiri, nilai tambah yang sesuai dengan tujuan karir saya adalah profesi sebagai blogger professional. Selain sesuai dengan jurusan ilmu komunikasi dan penyiaran, profesi blogger ini berbeda dengan teman-teman saya, sudah menjadi passion sejak lama, blog adalah profesi yang cocok bagi perempuan seperti saya saat ini, masih sangat jarang dosen di kampus tujuan saya yang memiliki skill blog dan menggeluti dunia influencer.
Bahkan, belakangan ini, saya mulai lebih fokus untuk membranding diri sebagai blogger. Adapun jika ada kesempatan lowongan dosen ke depan dan saya layak, maka peluang mengajar di kampus tujuan saya juga tidak akan saya sia-siakan.
Ya, supaya circle saya secara offline juga semakin berkembang dan bisa memberikan manfaat dan ilmu bagi generasi milenial. Baik ilmu blog maupun bidang keilmuan komunikasi dan penyiaran yang pernah saya pelajari.
Oh ya, setelah kursus ini, saya masih membidik beberapa kursus sesuai profesi saya. Apakah itu ilmu yang sifatnya teori maupun praktik. Seperti kelas fotografi untuk membuat hasil gambar yang bagus di blog, desain website, membuat landing page, cara peresentasi, dan lain-lain.
Lewat kursus online gratis tentang personal branding ini membuat saya lebih mengerti bahwa membuat “nilai jual” dan supaya berbeda dari yang lain, kita perlu waktu yang tidak instan. Butuh terus belajar sehingga saat orang mendengar nama saya, persepsi mereka sesuai dengan apa yang saya harapkan. Skill saya lebih baik lagi dari waktu ke waktu.
5 Alasan Menggunakan Aplikasi QuBisa
Menggunakan aplikasi siap kerja QuBisa adalah cara belajar efektif. Selain bisa diakses dengan mudah, ada beberapa keunggulan yang membuat saya senang belajar di QuBisa.
1. Bisa Mendapatkan Kursus Gratis
Awalnya, saya mengira bahwa belajar di aplikasi QuBisa itu harus bayar. Ternyata, tidak semua berbayar. Ada yang gratis juga. Seperti kelas yang saya ikuti tentang membangun personal branding ini juga gratis.
2. Akses Webinar dengan Public Figure dan Expert
Di aplikasi siap kerja QuBisa juga ada webinar yang bisa kita ikuti secara free. Ada menu khusus webinar yang bisa kita pilih. Ada yang bersertifikat ada yang tidak.
Menariknya, pemateri webinar adalah para ekpert berpengalaman di bidangnya. Bahkan, pernah beberapa kali webinar bersama public figure seperti Raditra Dika, misalnya.
3. Memperoleh Sertifikat
Hal menarik lainnya adalah kita bisa mendapatkan sertifikat dari kursus maupun webinar yang kita ikuti, lho. Sertifikat ini sangat bermanfaat sebagai bukti tertulis mengenai skill yang kita miliki. Baik saat melamar kerja maupun saat wawancara.
4. Materi Bisa Diakses Seumur Hidup
Kursus yang saya ikuti di atas juga masih bisa saya akses hingga saat ini. Jika saya lupa, saya bisa baca teks materinya atau lihat kembali videonya.
Ini juga memudahkan kita yang sibuk untuk mengulang materi di kesempatan lain. Saat kursus terpotong oleh kegiatan lain,maka kita bisa lanjutkan kembali di lain waktu.
5. Dapat Poin untuk Ditukar Reward
Bagian ini sangat menarik juga. Semakin banyak aktivitas yang kita lakukan di aplikasi QuBisa, maka poin juga semakin banyak.
Nantinya jumlah poin tententu bisa ditukar dengan reward berupa saldo Gopay. Misalnya user dengan minimal 70.000 poin bisa mendapatkan Gopay senilai Rp. 200.000, dan seterusnya. Lima puluh user dengan poin terbanyak mendepatkan hadiah, dan user peringkat 1 sampai 3 tertinggi mendapatkan smartphone.
Jika ingin lebih jelas, teman-teman bisa lihat langsung di menu PoinQ dan tengok bagian Syarat dan Ketentuan.
Kamu juga bisa mendapatkan manfaat pengembangan karir dan peningkatan skill di aplikasi siap kerja QuBisa. Caranya, unduh saja aplikasinya di link berikut ini:
Play store : https://play.google.com/store/apps/details?id=com.qubisa
App store : https://apps.apple.com/id/app/qubisa/id1538376387?l=id
Yuk, Ikuti Kompetisi Blog QuBisa
Bagi yang suka menulis blog, ini kesempatan teman-teman untuk mengikuti kompetisi blog QuBisa. Selain bisa belajar gak ribet, dapat ilmu bermanfaat, bisa meningkatkan skill, juga punya kesempatan dapat hadiah lombanya.
Jangan ketinggalan, ya. Lomba blog ini dimulai dari tanggal 22 September – 10 Desember 2021. Lumayan masih lama, kan?
Penutup
Setelah lebih dari satu tahun berusaha meningkatkan personal branding, saya mendapatkan pencapaian yang bagi saya sangat membahagiakan. Apa saja?
1. Mandiri Secara Finansial
Tujuan personal branding memang tidak hanya menciptakan persepsi orang lain. Namun, juga memberikan manfaat untuk diri sendiri.
Ibarat menyelam sambil minum air, perpaduan keilmuan selama kuliah dan blog mengantarkan saya pada kemandirian secara finansial. Tujuan menjadi wanita karir (meskipun di rumah saja) bisa tercapai berkat usaha selama ini dan bantuan cara belajar efektif di aplikasi QuBisa.
Kegiatan blogging selama ini memberikan prospek yang sangat baik di depan mata. Baik dari segi finansial maupun aktualisasi diri. Yaps, setelah terjun di dalamnya, ternyata blog juga patut diperhitungkan ke depannya.
2. Mendapatkan Pengakuan dari Orang Terdekat
Hal yang paling menyenangkan adalah ketika profesi yang kita jalani memperoleh dukungan dan sikap positif dari pasangan, keluarga, saudara, dan sahabat. Begitu juga profesi yang saya jalani.
3. Sudah Yakin Bahwa Saya Punya “Nilai Jual” untuk Target Karir Utama
Tujuan saya menempuh kuliah S2 sebenarnya untuk menjadi dosen yang berada dalam kota supaya tidak berpisah dari keluarga kecil saya.
Karir sebagai blogger selama satu tahun pasca lulus S2 ini saya kira sudah cukup menjadi keunikan yang bisa saya tawarkan kepada kampus tujuan. Selain cocok dengan generasi milenial, juga sesuai dengan program studi dan bidang keilmuan saya.
Pada akhirnya, bukan soal apakah saya akan mencapai target karir ini atau tidak. Namun, effort selama ini bisa mengubah apa yang saya rasakan. Lebih percaya diri, lebih yakin dengan kemampuan diri sendiri untuk bersaing, dan lebih bersemangat.
Itulah sepenggal pengalaman saya menggunakan aplikasi siap kerja QuBisa. Belajar gak ribet dan ilmunya sangat bermanfaat dalam mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja. Dan, membangun personal branding adalah strategi yang tepat untuk sukses di dunia karir. Semoga bermanfaat.
Waah tos dulu mbaa aku kmrn juga sempet ambil yg personal branding dari QuBisa.
trus nambah ke kursus public speaking masyaAllah seneng banget dapat gratis wkwkw padahal kalo di luaran bisa sampe jutaaan tuhh
Pas lagi kondisi serba susah, adanya QuBisa sangat membantu kita untuk terus upgrade diri ya. Fasilitas yang lengkap, belajar bisa dari rumah saja pastinya bikin kita nyaman apalagi saat pandemi masih menghantui kita kota ini.
Gak salah kalau kursus di QuBisa jadi pilihan kita.
Hal ini menyentil diriku sih. Sudah cukup baikkah personal brandingku di mata teman-teman. Atau hanya sekedar melintas lalu kemudian menghilang. Nggak memberi kesan atau apalah.
Jadi, personal branding memang bukan main-main. Kita harus benar-benar belajar bagaimana menunjukkan diri kita secara elegan dan baik.
Qubisa memang paham banget apa yang kita butuhkan.
Iya juga sih, ada benernya juga, sekarang kan zamannya kreativitas. Nggak mesti ngandelin ijazah doang. Percuma punya ijazah tapi ditolak saat ngelamar kerja ya. Apalagi saat pandemi, nyari kerja susahnya minta ampun.
Yuklah sama-sama upgrade skill lewat platform QuBisa. Keren nih bisa ningkatin skill juga sekaligus ngasah branding juga. Makasih infonya ya Mba Iim, jadi makin penasaran sih…
aku kemarin juga baru instal aplikasi ini, mbak. banyak banget ya pilihan kursusnya dan ada webinar juga. kemarin mau nyoba kursus public speaking sih tapi ini masih belum selesai nonton videonya. penasaran nih sama kursus lainnya
Personal branding kita sendiri yang menciptakannya ya berarti. Maka memang perlu banyak upgrade keilmuan, apalagi asiknya udah ada QuBisa yang mengasikkan belajarnya bisa kapan aja.
Aku juga pakai aplikasi ini kak. Bermanfaat dan super banget deh aplikasi ini. Apalagi sejak pandemi tuh kan di rumah aja jadi banyak waktu buat belajar, keren QuBisa!
wah iya, personal branding itu memang perlu ya mbak
buat blogger juga perlu
biar lebih diingat oleh pembaca
Yup, betul sekali. Personal branding memang tidak melulu menampilkan hal-hal baik, gak sebatas pencitraan saja. Personal branding lebih pada apa yang diingat orang tentang diri kita. Value apa yang bisa mereka dapatkan dari interkasi bersama kita. Bagus kursusnya, saya mau coba juga untuk belajar personal branding ala momwriter.
Wihh keren deh pembelajaran personal branding di qubisa. Jadi makin yakin ya mbak untuk mengasah kemampuan diri sesuai passion dan minat kita. Aku juga percaya kalo saat ini bukan hanya ijazah yang dilihat tapi lebih ke skill kita
QuBisa ini emang keren banget, belajar di sini selalu menyenangkan dan tidak membosankan…
Masalah personal branding ini masih jadi teka-teki buat diriku. Siapa aku dan akan seperti apa diriku ini? Itulah yang sering aku tanyakan.
Tapi yang penting kita terus mengasah skills ya mbak. Dengan begitu kita akan menemukan personal bramding diri kita.
Sekrang cari ilmu udah bisa lewat aplikasi QuBisa ya ka, paket lengkap dan benar-benar materi yang diberikan jga daging banget. Abis baca ini, tiba-tiba jadi mikir, personal branding ku apa ya? huhu
Jangan lekas menyerah karena ketidaknyamanan akan adanya perubahan.
Nah lho.
Iya ya Mba. Di jaman seperti saat ini, mengandalkan ijazah itu sulit jika diri sendiri nggak punya nilai tambah yang menjual.
Lengkap deh pengetahuan soal personal branding yang Mba tulis di sini. Hmm rasanya aku perlu menggali dan mengulik diriku lagi nih.
Ijazah tidak menjamin langsung dapat pekerjaan ya, Kak. Ternyata kita membutuhkan skill tambahan dan personal branding yang kuat mengenai kelebihan kita.
Semoga bisa coba ah kapan-kapan buat ningkatin skill juga kan, makasih mba Imro, buat rekomendasinya
harus alokasikan dana nih buat ikutan kelas di Qubisa
Personal branding nih masih jadi PR buat aku. Kayaknya kudu nyobain qubisa deh biar lebih tertata lagi
kadang tu mau branding diri aja malu sama yg lain.. dulu image nya seseorang yg gimana terus berbelok menjadi siapa.. rasanya perlu penyesuaian.. materi dari Pak Budi ini mungkin bisa memberi motivasi ya bagi personal yg seperti itu
Beruntungnya hidup dengan kecanggihan teknologi ya mbak. Bisa tau dunia luar dengan mudah melalui internet.
Dan masalah personal branding, rasanya seneng banget ketika apa yang kita brandingin dikenal orang. Merasa beken gitu loh 😀
Yg dilakuin Ama temennya mba, selaku bertanya apa kelebihan dan kekurangan dia, itu juga dilakuin oleh suamiku dan mantan atasanku dulu. Mereka berdua ini, tiap masuk bulan2 Penilaian, selalu bertanya ke bawahannya, dan peers nya, apa kelebihan dan Trutama kekurangan yg mereka punya. Kalo menurut suamiku, itu penting buat dia memperbaiki diri.
Dari dia aku belajar sih, untuk memperbaiki branding diriku juga. Sempet aku tanya ke bawahan2ku, apa kekuranganku sebagai atasan, dan syukurnya mereka KSH tau. Walopun ada juga yg takut bilang hahahaha. Padahal sbnrnya aku mah malah berterimakasih kalo ada yg mau KSH kritik. Secara baik2 Yaa, jadikan ada masukan di bagian mana yg harus kita perbaiki.
Qubisa ini aku sukaa deh aplikasinya. Salah satu aplikasi belajar yg menurutku gampang dipakai, dan memang bagus kok. Apalagi poin2nya tadi yg bisa ditukar. Krn skr aku udah resign dari kantor, aku JD punya banyak waktu di rumah. Dan akhir2 ini jadi sering ikutan webinar ATO kursus online begini :). Buat ngisi waktu dan pengetahuan juga
Kelas di Qubisa pengen diikuti semua, apalagi yang bertemakan pengembangan skill.
Karena di dunia kerja amat sangat bermanfaat dan kalaupun belum terjun ke dunia kerja, belajar dari pmarnya seperti ini juga bagus
sekarang kita bisa belajar secara online selama kita terkoneksi dengan internet. Semua serba mudah