Cara Mengatasi Stress Pada Anak Selama Belajar Online
Bagaimana sih cara mengatasi stress pada anak selama masa pandemi dan momen belajar di rumah? Masa pandemi membuat para orang tua harus ekstra tenaga dan mental. Pasalnya, orang tua jadi punya double bahkan triple pekerjaan dalam rumah.
Bekerja, menemani anak belajar, dan berusaha meningkatkan keuangan dan gizi keluarga supaya tetap terjaga. Baik kesehatan maupun kondisi finansial benar-benar menjadi perjuangan sebagian besar Ayah Bunda di rumah. Baca juga : perkembangan psikologis anak usia 7 tahun
Hal yang paling sering menjadi keluhan orang tua selama pandemi ini adalah mengenai Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Banyak orang tua kesulitan membersamai anak untuk belajar dan mengerjakan tugas.
Hasilnya, anak rentan stres karena orang tua menggunakan komunikasi yang tegang akibat tekanan berbagai hal.
Webinar Eksklusif Bersama Smartfren & HaiBunda
Nah, berkaitan dengan itu, bersyukur saya dapat mengikuti sebuah websinar yang diadakan oleh Smartfren X HaiBunda dengan tema “Anti Stress dengan Cara Gokil dari Rumah” dengan dipandu oleh host yang seru, yaitu Mbak Ivy Batuta
Eksklusif webinar ini menghadirkan pembicara yang expert di bidangnya, yaitu:
- Psikolog Anak dan Keluarga, dr. Roslina Verauli, M. Psi. Psi.
- Momfluencer, Rensia Sanvira yang terkenal dengan konten-konten parenting dalam sosial medianya.
Ciri-ciri Anak yang Mengalami Stress Seperti Apa?
Sebelum kita bahas cara mengatasi stress pada anak selama PJJ, kita ketahui dulu apa saja sih ciri anak yang mengalami stress?
Menurut dr. Roslina Verauli, M. Psi. Psi., ada beberapa ciri anak yang mengalami stress.
1. Anak mulai terdengar mengeluh.
Misalnya mengeluh bete, bosan, atau kata-kata keluhan lainnya.
2. Sikapnya mulai berubah.
Ia tidak mau main dengan adik, menjauh dari ayah atau ibu.
3. Perubahan fisik mulai tampak.
Anak mungkin jadi susah tidur atau tidur melulu, mudah sakit, ada bagian tubuh yang sakit.
Kondisi ini tidak boleh orang tua abaikan. Pasalnya, anak juga bisa mengalami stress berkepanjangan, bahan rentan terkena depresi. Depresi terjadi biasanya pada anak yang tertekan dan orang tua tidak peka sejak awal.
Ini bisa muncul kepada anak laki-laki, juga anak perempuan. Namun, menurut dr. Roslina, stress lebih mudah terjadi pada anak perempuan.
Meski demikian, ternyata ada kabar cukup mencengangkan sekaligus kabar baik, lho Bunda. Jadi, dr. Roslina Verauli melakukan penelitian terhadap 519 keluarga dan hasilnya mengejutkan. Apa itu?
Di Indonesia, rupanya kemampuan orang tua atau keluarga bagus penanganannya kepada anak. Orang tua di Indonesia ini dapat mulai mengenali gejala stress anak sejak dini. Hal ini karena umumnya orang tua di negara kita punya kebersamaan dalam keluarga yang lebih dekat dan hangat satu sama lain.
Nah, bersyukur dong kita. Namun, ya kembali kepada masing-masing orang tua. Apakah sudah benar-benar-benar memperhatikan kondisi anak dan peka lebih dini?
Karena hasil penelitian umunya bersifat generalisasi. Tentu kita ingin keluarga kita termasuk memiliki kepedulian yang tinggi terhdap kondisi anak secara mental maupun fisik.
Hal-hal yang Perlu Ayah Bunda Evaluasi dan Lakukan Sebelum Mengatasi Stress Pada Buah Hati
Menurut dr. Roslina, sebelum mengatasi stress pada anak, pastikan dulu orang tua sudah melakukan beberapa hal berikut. Karena bisa jadi, anak stress justru akibat sikap dan kondisi orang tua.
Ini yang harus para Bunda dan Ayah lakukan selama masa pandemi ini, ya.
- Orang tua harus cukup tidur. Orang dewasa setidaknya perlu tidur selama 8 jam.
- Cukup exercise, seperti yoga, jogging, dan sebagainya.
- Makan makanan bergizi. Apa yg kita konsumsi, akan berpengaruh kepada kondisi fisik dan psikis
- Punya me time atau waktu untuk disi sendiri. Misalnya membaca buku, menjalani hobi, hingga bekerja. Biasanya para Bunda selalu merasa bersalah untuk punya me time. Padahal, itu bisa mengatasi stress.
- Coba buat list positif yang masih ada pada diri anak selama PJJ ini. Tujuannya supaya orang tua, khususnya Bunda bisa merasakan perasan positif dan perasaan berharga atas segala usaha dalam mendampingi anak di rumah.
Contoh list positif pada anak selama masa belajar online ini seperti yang saya tulis ini ya, Bun. dr. Roslina meminta para peserta webinar menuliskan hal positif terkait anak. Coba Bunda juga lakukan ya.
Apa Saja yang Masih Berjalan Baik di Rumah?
Untuk menjawab pertanyaan ini, dengan cepat saya mendapatkan tiga poin baik mengenai anak saya, terutama si Kakak yang sedang dalam masa sekolah online.
- Anak saya masih sehat secara fisik
- Memiliki minat belajar yang baik dan prestasinya meningkat
- Ia punya waktu bermain lebih banyak di rumah
Apa Kelebihan yang Anak Punya di Rumah?
- Anak saya pintar matematika dan bahasa Inggris melebihi standar kelasnya.
- Si Kakak rukun dengan adik dan pandai menjaganya ketika saya sedang mengerjakan pekerjaan lain.
- Punya minat yang tinggi terhadap kegiatan fisik, seperti olahraga bersepeda, berenang, bermain bola, sepatu roda, hingga mencoba main trampoline. Ini baik untuk kesehatannya.
- Anak saya rajin membatu orang tua, tiba-tiba anak saya mencuci piring sendiri tanpa saya suruh atau membantu ayah.
Cara Mengatasi Stress Pada Anak ala Momfluencer Rensia Sanvira
Pada saat websinar, sebenarnya Mbak Rensia Sanvira mendapatkan giliran memberi tips ini lebih dulu sebelum dr. Roslina. Hanya saja, saya mulai mencatat semua materi mereka belakangan.
Tapi tidak masalah, ya Bunda. Untungnya,mereka mengulang cara mengatasi stress pada anak ini beberapa kali. Sehingga saya bisa mendapatkan insight yang lumayan lengkap.
Ada tips khusus mengenai cara mengatasi stres pada anak sekolah untuk working mom di masa pandemi ini. Ini sekaligus menjawab pertanyaa salah satu peserta.
Kata Mbak Rensia, orang tua harus bisa menentukan prioritas dan membagi waktu. Selain itu, pastikan Bunda juga mendapatkan porsi haknya untuk bersenang-senang dan tidak terlalu keras pada diri sendiri.
1. Tentukan Prioritas
Katakan dengan jelas kepada anak mengenai kepentingan orang lain dan kepentingan diri sendiri. Kapan ibu menjalani me time, kerja, dan saatnya main dengan anak.
Ajarkan anak sejak kecil supaya mengetahui bahwa masing-masing anggota keluarga itu punya waktunya sendiri. Tujuannya agar ibu tetap bahagia, ayah tetap fokus, dan anak mendapatkan haknya sesuai porsinya.
Misalnya, sampaikan kepada anak bahwa ia tidak boleh mengajak ibu bermain ketika sedang bekerja. Namun, pastikan Bunda dan Ayah punya waktu yang pasti untuk bermain bersama atau menemani belajar.
Mengapa harus menegaskan untuk menghargai kepentingan ibu atau ayah? Misalnya saat ibu bekerja. Karena jika ibu bahagia, maka keluarga dan anak akan bahagia. Jika ayah tenang, maka semua keluarga juga terkendali dan happy.
2. Membagi Waktu
Berikan waktu yang tegas kepada anak. Kapan waktu main gadget, kapan anak belajar, dan kapan bermain dengan orang tua.
Berkaitan dengan waktu orang tua bermain dengan anak, orang tua harus menentukan momen bermain setiap harinya. Apakah sore, siang, pagi, selama 30 menit, satu jam, dan sebagainya.
Usahakan menepati itu supaya hubungan anak dan orang tua lebih erat dan hangat. Stres pada anak pun bisa dihindari karena mereka merasakah kehangatan keluarga dan merasa mendapatkan perhatian. Ini adalah cara mengatasi stres pada anak sekolah yang sangat ampuh, lho.
3. Bunda Harus Happy
Hal yang paling sering terjadi kepada kaum ibu adalah ia selalu merasa bersalah ketika menjalani me time. Padahal, Bunda harusnya menyadari bahwa ia melakukan itu juga untuk kebaikan anak dan keluarga.
Bunda bisa menyisihkan waktu sendiri walau sebentar untuk olahraga, menjalani hobi, atau bekerja. Jangan salah, bagi sebagian perempuan, bekerja adalah me time versi mereka. Termasuk saya juga yang memandang sebuah profesi adalah bentuk menghargai diri sendiri.
4. Tidak Semua Harus Sesuai Ekspektasi
Banyak orang tua menentukan ekspektasi terlalu sempurna dalam membersamai anak. Baik dalam pengasuhan hingga soal menu makanan.
Misalnya, kata Mbak Rensia, ketika setiap hari anak hanya mau malam telor, ibu jadi stress. Kita tidak perlu memaksakan diri seperti semua saran dalam sosial media. Misalnya anak harus makan sayur dan gizi lengkap.
Namun, jika keadaanya tidak bisa, kita tidak boleh memaksakan diri. Tentunya, berusaha maksimal tapi tidak harus stress. Sesekali anak memang memfavoritkan makanan tertentu, kan Bun?
Pernah saya mendapatkan sebuah wejangan juga dari dokter anak, bahwa anak itu juga punya hak untuk tidak mau makan, lho Bun. Sama seperti orang dewasa. Tentu saja, kita tetap sambil terus mengawasi dan mengontrol asupan gizinya. Sehari dua hari anak menolak makanan yang kita suguhkan bukan masalah, kan?
Selama anak sehat, happy, orang tua juga happy, orang tua tidak perlu terlalu keras pada anak dan diri sendiri. Kita tidak harus memiliki ekspektasi berlebihan.
Cara Mengatasi Stress Pada Anak Selama Masa Belajar Online
Berbada dengan beberapa poin tadi, ini adalah cara mengatasi stress pada anak selama belajar online dan masa pandemi. Jadi, tips ini datang dari dr. Roslina dan ada beberapa masukan juga dari Momfluencer Rensia.
Jika tadi fokus mengevaluasi fisik dan psikis Ayah Bunda, kali ini langsung kepada anak. Tips di atas juga tujuannya sama, ya bermuara kepada kebaikan anak. Apa saja tips mengatasi stress pada anak di masa PJJ ini?
1. Anak Cukup Tidur
Jika anak cukup tidur, maka konsentrasi belajarnya lebih bagus dan tidak mudah tertekan. Pastikan anak selalu tidur di malah hari selama 8 jam minimal.
2. Anak Butuh Cukup Waktu untuk Bermain
Anak-anak itu perlu kegiatan bermain, yaitu bermain aktif dan bermain pasif. Untuk anak di bawah 6 tahun, setidaknya mereka perlu waktu bermain selama minimal 5 jam dalam sehari.
Anak tetap bergerak dan permainan pasif seperi main game atau tiduran tidak apa-apa.
3. Punya Momen Mesra Bersama Ayah Bunda
Momen mesra seperti apa? Misalnya semua orang tua, ayah ibu terlibat dalam kegiatan bersama seperti bermain bersama, bersih-bersih bersama, dan lain-lain. Ini bisa merekatkan bonding dan kasih sayang. Orang tua juga dapat memahami anak lebih baik lagi.
4. Pastikan Jalinan Sosial Anak Tetap Bagus
Usahakan orang tua selalu berkomunikasi dengan anak dalam kegiatan keluarga, memberikan waktu bermain dengan teman-temannya, memberikan akses anak untuk video call dengan temannya atau keluarga besar. Kehidupan sosial anak juga penting supaya anak terhidar dari stress.
Nah, itulah cara mengatasi stress pada anak selama masa belajar online dan pandemi ini . Semua poin di atas saling berkaitan satu sama lain, ya Bunda. Pastikan orang tua mengelola kondisi fisik dan psikis diri masing-masing. Baru bisa mencegah stress pada anak. Stay health and happy semuanya.