5 Alasan Kenapa Perempuan Harus Berkarier

Ada satu kalimat yang sering didengar banyak perempuan sejak kecil: “Setinggi apa pun sekolahmu, nanti juga ke dapur.”

Kalimat itu terdengar biasa, bahkan sering dibungkus dengan senyum dan nada bercanda. Namun tanpa disadari, kalimat semacam itu menanamkan pesan yang dalam: seolah-olah mimpi perempuan boleh ada, tapi tidak perlu terlalu serius. Seolah-olah peran perempuan pada akhirnya hanya satu, dan semua usaha di luar itu hanyalah pelengkap.

Padahal, kehidupan perempuan jauh lebih kompleks. Hidup tidak selalu berjalan sesuai rencana. Pasangan bisa jatuh, keadaan ekonomi bisa berubah, dan relasi tidak selalu seaman yang dibayangkan. Di titik-titik itulah, banyak perempuan baru menyadari satu hal penting: memiliki pegangan hidup sendiri bukanlah bentuk pembangkangan, melainkan bentuk kesiapan.

Berikut adalah lima alasan mengapa berkarier penting bagi perempuan—apa pun statusnya, apa pun fasenya.

1. Kodrat Saja Tidak Cukup untuk Membuat Perempuan Dihargai

Hamil, melahirkan, menyusui, mengurus rumah, dan membesarkan anak adalah pekerjaan yang luar biasa berat dan mulia. Namun dalam realitas sosial, semua itu sering dianggap sebagai kewajiban alami, bukan sesuatu yang layak diapresiasi.

Banyak perempuan baru menyadari bahwa menjalankan peran biologis saja tidak otomatis membuat mereka dihormati, didengar, atau dihargai. Tanpa value tambahan—entah itu melalui pendidikan, karier, atau aktualisasi diri—perempuan sering kali diposisikan sebagai “ikut saja”, “dibantu saja”, atau “bergantung saja”.

Berkarier bukan berarti menolak kodrat. Justru sebaliknya, karier adalah cara perempuan menambahkan identitas, agar tidak hanya dilihat dari satu peran saja.

2. Tanpa Karier, Perempuan Mudah Ikut Jatuh Saat Pasangan Jatuh

Hidup tidak selalu stabil. Bisnis bisa gagal. Penghasilan bisa berhenti. Keadaan bisa berubah drastis, bahkan tanpa peringatan.

Ketika perempuan tidak memiliki pegangan hidup sendiri, krisis yang dialami pasangan sering kali otomatis menjadi krisis dirinya juga. Perempuan cenderung hanya bisa ikut arus: ikut pindah, ikut menyesuaikan, ikut menerima keputusan—bahkan ketika itu berat secara mental dan emosional.

Bukan karena perempuan lemah, tetapi karena tidak punya pilihan lain.

Karier memberi perempuan satu hal penting: daya tawar dan kendali atas hidupnya sendiri, sehingga ia tidak sepenuhnya tenggelam saat keadaan pasangan sedang jatuh.

3. Karier Membuat Perempuan Tetap Utuh dalam Relasi yang Paling Genting

Relasi tidak selalu berada di kondisi ideal. Ada masa ketika pasangan terasa menjauh, ada rasa tidak aman, ada kecemburuan, bahkan ada kemungkinan pengkhianatan.

Perempuan yang tidak memiliki value di luar relasinya sering kali mudah:

  • merasa rendah diri
  • merasa kalah dibanding perempuan lain
  • mudah cemburu berlebihan
  • dan perlahan kehilangan dirinya sendiri

Sebaliknya, perempuan yang memiliki karier dan aktualisasi diri cenderung lebih tenang. Ia tetap punya identitas, percaya diri, dan batas yang sehat. Ia boleh cemburu, tetapi tidak hancur. Ia boleh terluka, tetapi tidak kehilangan harga diri.

Karier tidak menjamin relasi selalu aman, tetapi membuat perempuan tetap utuh apa pun yang terjadi dalam relasi tersebut.

4. Karier Memberi Perempuan Hak Menghargai Dirinya Sendiri

Tidak ada yang benar-benar tahu seberapa lelah tubuh dan mental perempuan selain dirinya sendiri.

Perempuan yang bekerja dan memiliki penghasilan sendiri punya kebebasan untuk memberi self-reward tanpa rasa bersalah. Ia tidak perlu meminta izin, tidak perlu menjelaskan, dan tidak perlu merasa dihakimi hanya karena ingin menikmati hasil jerih payahnya sendiri.

Berbeda ketika perempuan sepenuhnya bergantung. Kerja 24 jam di rumah sering kali tidak terlihat. Lelahnya dianggap biasa. Kesalahannya lebih mudah disorot daripada pengorbanannya diapresiasi.

Karier memberi perempuan satu hak penting: hak untuk menghargai dirinya sendiri, tanpa bergantung pada empati orang lain.

5. Karier adalah Payung Sebelum Hujan

Tidak semua perempuan akan mengalami pengkhianatan, krisis ekonomi, atau keterpurukan hidup. Namun setiap perempuan memiliki kemungkinan mengalaminya.

Berkarier bukan berarti berharap hal buruk terjadi. Justru sebaliknya, karier adalah bentuk kesiapan jika hidup tidak berjalan ramah.

Dengan karier:

  • perempuan tidak mudah menjadi beban
  • tidak terpaksa merepotkan orang lain
  • dan bisa berdiri dengan martabat meski keadaan berubah

Tidak merepotkan orang lain bukan soal gengsi, tetapi soal menjaga harga diri.

Berkarier adalah Bentuk Menjaga Diri

Berkarier bukan berarti perempuan tidak mencintai keluarga.
Bukan berarti menolak peran sebagai istri atau ibu.

Berkarier adalah cara perempuan menjaga dirinya tetap utuh—secara mental, emosional, dan martabat.

Perempuan berhak tumbuh.
Berhak mandiri.
Berhak punya value di setiap fase hidupnya.

Karena hidup tidak selalu bisa ditebak,
dan perempuan pantas siap menghadapinya.

You May Also Like

Leave a Reply