5 Alasan Harus Menjadi Orang Kaya yang Wajib Kamu Pahami

Menjadi orang kaya adalah dambaan sebagian besar orang. Kaya adalah situasi saat kita mampu mencukupi kebutuhan hidup baik diri sendiri maupun keluarga. Bahkan sampai bisa memberi kepada orang lain.  

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kaya berarti punya banyak harta baik berupa uang atau jenis harta lainnya.  

Banyak orang berjuang untuk hidup lebih baik dalam hal kecukupan dan kekayaan. Bahkan bisa dikatakan menjadi tujuan mengapa orang sekolah, mengapa bekerja setiap hari, semua bermuara pada tujuan ini. Ya, salah satu tujuan mayoritas orang adalah menyejahterakan hidup.  

Namun, di balik itu, tidak jarang juga orang menganggap bahwa berjuang mengumpulkan pundi-pundi uang (dan jenis harta apapun) adalah bentuk cinta dunia. Gila harta. Lupa kehidupan akhirat.  

Padahal, menjadi kaya bukan sekedar memburu hal-hal bersifat duniawi belaka. Apalagi hanya mengisi perut atau sekedar mengumpulkan uang.

“Menjadi Kaya Itu Mulia” bahkan menjadi selogan yang diimbau oleh pemerintah Cina pasca lengsernya Mao Zedong. Selogan ini juga yang membuat orang terkaya di Cina, Jack Ma (pemilik Alibaba) terpacu untuk memperbaiki hidup dan bangkit dari kondisi miskin. Selogan yang bukan sekedar selogan, namun mampu memberikan suntikan semangat kepada rakyat Cina untuk lebih memperjuangkan kesejahteraan diri ketimbang hal lain.  

Ya, kaya itu penting dan menjadi kaya itu mulia rupanya. Mengapa?  

#1 Agama Menyuruh Kita untuk Kaya 

Ada sebuah hadits yang dikutip oleh ustadz Khalid Basalamah dalam ceramahnya serta dari berbagai sumber. Hadits tersebut mengenai sekelompok orang miskin muhajirin yang datang kepada Nabi Muhammad saw. Mereka mengeluhkan orang muslim yang kaya bisa beribadah seperti mereka namun punya kelebihan bisa bersedekah dengan hartanya.  

Lalu Nabi pun memberikan anjuran membaca tahmid takbir dan tasbih sebanyak 33 kali setiap habis sholat.   Namun, kaum miskin itu kembali lagi dan mengatakan bahwa orang kaya yang sholeh juga ikut mengerjakannya. Setelah pengaduan ini, Rasulullah hanya berkata bahwa “Itu adalah karunia Allah yang diberikan kepada orang yang Dia kehendaki.”  

Mengapa di sini tidak ada solusi lain? Menurut ustadz Khalid, maksud ucapan Rasulullah itu adalah bahwa kita didorong untuk berusaha. Tidak ada amalan lain.   Solusi yang Rasulullah ungkapan sebenarnya sangat dalam. Selain kita didorong untuk menjadi orang kaya yang solih, berusaha untuk mencapai itu, juga harus mencapai kelayakan diri untuk mendapatkan karunia Allah itu.   “Usaha tidak pernah mengkhianati hasil.” Begitu selogan orang-orang yang suka bekerja keras. Ketika sudah bekerja keras, maka karunia Allah berupa kekayaan layak kita dapatkan.  

Sebaliknya jika malas, maka kita hanya perlu bersabar dengan keadaan yang Allah tentukan. Kekurangan harta. Kemiskinan memang bukan semata karena malas. Ada memang yang itu berupa takdir.   

Ya, miskin atau khususnya kefakiran (kebalikan dari kaya) tidak dianjurkan oleh agama. Nabi mengatakan bahwa kefakiran cenderung mendekatkan orang kepada kekufuran.  

Kesulitan ekonomi tidak jarang membuat orang mudah tersinggung, marah, tidak nyaman dalam menjalani hari, sehingga muncul sifat negatif lainnya. Seperti mengatakan hal-hal buruk, menyinggung perasaan keluarga, bahkan jika iman tidak kuat timbul prilaku melanggar hukum.   

Itulah mengapa kita didorong berusaha memperbaiki keadaan, khususnya dalam membangun kesejahteraan keluarga. Supaya hidup lebih nyaman, timbul perasaan positif serta jadi pribadi yang kuat baik fisik maupun mental.

#2 Fasilitas Hidup Lebih Mudah

Ada hubungan besar antara kaya dan kuat. Punya banyak limpahan materi akan lebih mudah membeli makanan bergizi setiap hari. Anak bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik kualitasnya.  

Kemudahan fasilitas juga bisa didapat. Fasilitas untuk bepergian, untuk belajar, untuk beribadah, atau sekedar untuk hiburan.   Banyak orang sulit bertemu keluarga yang jauh karena tidak punya ongkos atau transportasi. Sedangkan dengan adanya kekayaan, akan mudah menemui orang tua, saudara, teman, sehingga silaturahmi menjadi lebih baik.  

Dengan adanya kekayaan pula, orang bisa memperluas relasi sosial. Usaha yang maju misalnya, mendatangkan inspirasi bagi banyak orang sehingga banyak yang berkenalan. Juga dengan berkembangnya usaha, otomatis juga menambah relasi bisnis atau kelompok masyarakat penerima bantuan orang kaya yang bersangkutan.  

#3 Hidup Lebih Tenang dan Bersyukur

Memang dengan kaya tidak otomatis jadi orang bersyukur dan tenang. Namun, seyogyanya dengan berkecukupan materi, dua hal itu mudah sekali didapat. Syaratnya tentu harus didasari hati yang beriman dan bertakwa.   Kekayaan di tangan orang beriman dan bertakwa akan besar faedahnya.

Tidak hanya untuk dirinya, tapi juga untuk agama dan lingkungan.   Untuk diri sendiri, kekayaan bisa menjaga rasa tenang dan syukur. Tenang karena tidak lagi khawatir soal makan apa besok, tenang beribadah, serta psikis lebih bahagia.  

Syukur juga lebih banyak dilakukan, baik melalui lisan, mengatakan hal-hal positif, melalui perbuatan dengan beribadah dan berbagi kepada sesama serta turut membangun fasilitas agama dan lingkungan.  

#4 Tangan di Atas Lebih Mulia 

Punya kelebihan harta sekaligus menjadi orang bersyukur, pasti erat kaitannya dengan memberi. Istilah orang yang memberi adalah “tangan di atas”.  

Tangan di atas lebih baik kedudukannya daripada tangan yang di bawah (penerima). Kemuliaan itu bisa berupa pahala yang lebih besar, mendatangkan kehormatan dari mereka yang menerima, serta hati yang bahagia karena menolong orang lain.  

Tentu dengan syarat memberi dengan ikhlas hanya mengharapkan ridla-Nya. Bukan ingin mendapatkan kedudukan di mata manusia.  

Adanya kelebihan harta juga tidak hanya memberi kepada perorangan, tapi dapat membangun fasilitas agama. Mudah bagi yang hartanya berlebih untuk wakaf dan infak. Kehadiran orang-orang mukmin yang kaya bisa membangun kekuatan agama dan bangsa. Bukankah itu hebat?  

#5 Dapat Mengamalkan Seluruh Rukun Agama

Harta yang berlimpah memungkinkan untuk melakukan ibadah yang membutuhkan kekayaan. Dalam Islam, di antara adalah zakat dan haji. Dua rukun Islam ini menggunakan harta untuk mengerjakannya.  

Zakat hanya bisa dilakukan oleh mereka yang punya harta lebih. Begitu pula ibadah haji yang memerlukan biaya untuk berangkat ke tanah suci. Dengan adanya kekayaan, keinginan berangkat haji bisa dilakukan.   Itulah 5 alasan mengapa hidup kaya itu mulia. Tulisan ini dimaksudkan hanya untuk inspirasi dan motivasi supaya terus berusaha untuk meningkatkan taraf hidup untuk diri dan keluarga.

Karena ada singgungan soal agama, boleh deh saya cantumkan sumber bacaannya.
https://republika.co.id/berita/oiomb7368/tiga-alasan-orang-islam-wajib-kaya
https://www.kabarmakkah.com/2016/10/10-alasan-seorang-muslim-harus-kaya.html
https://almanhaj.or.id/3607-keutamaan-orang-kaya-yang-bersyukur.html

You May Also Like

Leave a Reply