Siapa yang Berhak Mengatur Keuangan Rumah Tangga?
Siapa yang berhak mengatur keuangan rumah tangga sebenarnya? Apakah istri atau suami? Mengelola keuangan keluarga biasanya didominasi salah satu pasangan, dan yang lainnya cukup memperoleh laporan secara umum.
Situasi tersebut banyak terjadi dalam setiap rumah tangga. Jika dilakukan salah satu pihak, maka pengaturannya akan lebih fokus. Meski demikian, kadar dominasi keuangan juga tidak sama antara satu keluarga dengan keluarga lain. Ada yang sama-sama berperan, ada yang lebih dominan yang lain tidak, ada juga yang dominan salah satu dan yang lain hanya berperan sedikit saja dalam urusan keuangan.
Lalu, apakah suami atau istri yang seharusnya mengelola keuangan? Pasalnya, sebutan “manager rumah” selalu disematkan kepada pihak perempuan. Bahkan seolah diharuskan dan menjadi sebuah kepantasan. Manager berarti punya tugas mengelola. Suami yang mencari nafkah, lalu istri harus pandai mengelolanya.
Namun, kini budaya sudah banyak berubah. Pencari nafkah tidak melulu suami, dan istri tidak selalu harus menjadi ibu rumah tangga saja. Begitu juga dengan keuangan, idealnya suami istri ataupun lingkungan sosial di sekitarnya sudah harus lebih terbuka terhadap banyak hal. Salah satunya siapa yang sebaiknya mengelola keuangan rumah.
Lalu, Siapa yang Berhak Mengatur Keuangan Rumah Tangga?
Urusan internal rumah tangga secara detail hanya dapat dipahami oleh masing-masing pasangan. Suami dan istri lah yang paham mengenai situasi, kondisi, dan keputusan yang terbaik bagi keluarga. Begitu juga urusan keuangan.
Terkait siapa yang berhak mengatur keuangan rumah tangga tergantung bagaimana karakter kedua pihak, kebiasaan, dan kesepakatan bersama. Selama keduanya saling memahami dan sepakat, siapa pun bisa menjadi pengelola uang.
Ada sejumlah alasan dan faktor yang bisa menjadi penentu mengenai siapa yang sebaiknya mengatur keuangan. Apa saja?
1. Tergantung Kebiasaan dalam Menggunakan Uang
Setiap orang tanpa mengenal jenis kelamin biasanya punya kebiasaan tersendiri soal urusan uang. Ada yang memang tidak suka hal-hal teratur dan ada yang senang mengelola setiap pemasukan yang dia peroleh.
Ada suami yang secara karakter memang teliti terhadap penghasilannya dan selalu mampu mengalolanya. Begitu juga istri, meskipun ibu rumah tangga, tidak selalu lebih cermat dan menyukai keteraturan.
Bahkan, saat ini suami maupun istri juga banyak yang sama-sama bekerja. Peluang suami maupun istri untuk mengelola uang setara begi keduanya.
2. Perlu Paham Tentang Investasi
Investasi erat kaitannya dengan tujuan keuangan masa depan. Salah satu penentu siapa yang berhak mengatur keuangan rumah tangga apakah istri atau suami, juga berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan mengambil keputusan untuk investasi.
Tidak hanya tahu, tapi juga bisa memilih instrument investasi yang benar. Jika kamu adalah tipe penyuka tantangan tanpa pertimbangan yang matang, maka sebaiknya serahkan keuangan kepada pasangan.
3. Kemampuan dalam Mengatur Keuangan
Ada banyak aspek yang menjadi penentu siapa yang berhak mengatur keuangan rumah tangga ini. Misalnya mengenai pengeluaran kebutuhan pokok, dana untuk hiburan, pendidikan, investasi, cicilan bulanan, dana darurat, hingga tabungan untuk masa depan. Jika mampu mengatur semua itu, maka kamu bisa menjadi pihak dominan dalam mengelola uang.
Jika uang dikelola oleh orang yang bisa menangani semua itu, maka baik istri atau suami berhak mengatur keuangan. Bahkan, tidak harus yang satu dominan yang lain tidak. Suami dan istri bisa saja mengeturnya bersama-sama dengan kompak.
Berikut beberapa aspek penting dalam pengatur keuangan rumah tangga. Dengan menguasai aspek ini, maka kamu atau pasangan bisa menjadi pihak yang mengatur uang keluarga.
– Menghitung Seluruh Pendapatan
Hal pertama yang perlu dilakukan oleh pihak yang mengatur uang adalah menghitung seluruh pendapatan. Baik dari suami ataupun istri. Apakah itu gaji bulanan, bonus, tunjangan, atau penghasilan per bulan dari bisnis.
Apabila sudah menghitungnya, akan mudah untuk merencanakan keuangan bersama. Jumlah pemasukan yang jelas akan membantu keuangan keluarga lebih sehat.
– Membedakan Antara Keinginan dan Kebutuhan
Siapa yang berhak mengatur keuangan rumah tangga juga ditentukan oleh kemampuan ini. Tidak hanya saat masih single, membedakan keinginan dan kebutuhan juga harus selalu menjadi pedoman setelah berumah tangga. Bahkan, kini lebih urgen karena berkaitan dengan kebutuhan pasangan dan anak-anak.
Setiap pengeluaran tentu akan berpengaruh terhadap anggota keluarga. Terutama jika itu menyangkut pengeluaran yang besar dan sifatnya keinginan.
– Membuat Daftar Prioritas
Daftar prioritas dalam keuangan rumah tangga dimulai dengan pengeluaran yang pasti setiap bulan. Misalnya tagihan cicilan, alokasi kebutuhan pokok, tabungan, dan investasi. Barulah jika sudah ada uang yang longgar, bisa untuk kebutuhan hiburan.
– Menentukan Rasio Utang
Rasio utang artinya jumlah yang kamu alokasikan untuk cicilan per bulan. Misalnya cicilan rumah, mobil, motor, sewa tempat tinggal, sewa ruko, dan segala cicilan yang sifatnya utang.
Hutang memang tidak selalu buruk. Terutama jika itu digunakan untuk hal yang lebih produktif seperti modal usaha atau kebutuhan penting yang masih dalam hitungan wajar.
Rasio utang yang baik adalah maksimal 30% dari pendapatan bersih per bulan. Jika lebih, bisa jadi utang akan sangat memberatkan.
Perhatikan juga apakah kamu memiliki pendapatan tetap, bisnis yang potensial, atau justru sifatnya masih fluktuatif. Jadi, bisa mengambil keputusan mengambil cicilan atau tidak.
– Rencanakan Investasi
Hal yang tidak kalah penting adalah memiliki investasi untuk masa depan. Punya rencana keuangan yang sehat dan berkembang adalah salah satu tolok ukur siapa yang berhak mengatur keuangan rumah tangga
Meskipun begitu, pastikan pengetahuan investasi matang terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. Tetap ambil keputusan investasi sesuai kesepatakan bersama, ya, karena masa depan orang yang telah berumah tangga adalah masa depan bersama.
– Menyiapkan Dana Darurat
Dana darurat adalah hal yang sangat penting. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan hidup jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Misalnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), kerugian bisnis, dan lain sebagainya.
Jika sudah memiliki anak, sebaiknya siapkan dana darurat sebanyak 12 kali jumlah pengeluaran bulanan. Waktu selama 12 bulan saat terjadi PHK misalnya, bisa kamu atau pasangan gunakan untuk menyiapkan kembali sumber pemasukan dengan mencari pekerjaan baru atau membuka usaha.
– Mempunyai Asuransi Jiwa
Sama halnya dengan PHK atau situasi keuangan yang tidak dapat diprediksi, begitu juga dengan usia. Asuransi jiwa dapat menanggung risiko keuangan yang terjadi akibat meninggal dunia atau terjadi suatu hal yang menjadikan ketidak mampuan pencari nafkah untuk bekerja.
Jika hal itu terjadi, asuransi tersebut akan menanggung keluarga dengan besaran dan jangka waktu tertentu. Dengan bagitu, keluarga akan lebih aman secara finansial jika hal pahit seperti ini terjadi.
Kamu bisa memperoleh rekomendasi asuransi terbaik di Cekpremi.com, sebuah marketplace berisi daftar pilihan perusahaan asuransi terbaik. Dengan adanya pilihan yang beragam, kamu bisa tentukan mana asuransi yang sesuai kebutuhan dan harganya paling terjangkau.
Demikian ulasan tentang siapa yang berhak mengatur keuangan rumah tangga. Apakah istri atau suami? Jawabannya, siapapun bisa dan berhak menjadi pengelola keuangan asalkan mau, mampu, dan kerjasama kedua belah pihak berjalan dengan baik. Jangan lupa juga untuk menyiapkan dana darurat dan lindungi keluarga dengan asuransi jiwa terbaik. Yuk, temukan banyak pilihannya di Cekpremi.com.